FinTechnesia.com | Indonesia Financial Group (IFG), telah selesai menggelar IFG International Conference 2022 pada 30-31 Mei 2022 lalu. Konferensi internasional mengungkap sejumlah tantangan pada industri keuangan non-bank. Khususnya sektor asuransi dan dana pensiun.
Pada hari pertama, konferensi membahas kondisi perekonomian global dan regional yang melambat. Penyebabnya pandemi Covid-19 dan gejolak geopolitik. Selain itu, pembahasan juga meliputi perkembangan industri asuransi dan dana pensiun yang kini diperkuat oleh digitalisasi dan ekosistem ekonomi hijau.
Sementara di hari berikutnya, konferensi membahas upaya meningkatkan literasi dan inklusi untuk mendorong pertumbuhan industri asuransi dan dana pensiun. Serta pentingnya menjaga aspek perlindungan konsumen dan upaya restrukturisasi asuransi yang tengah dilakukan.
Fauzi Ichsan, Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen IFG berharap, konferens itu dapat menjadi modal penting untuk membantu Indonesia dalam mengatasi masalah industri asuransi dan dana pensiun. Sekaligus upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk memperkuat industri asuransi dan dana pensiun.
Melalui konferensi internasional ini, para pemangku kepentingan di tanah air diharapkan dapat memperoleh pengetahuan baru terkait pengalaman dan wawasan dari para panelis.
“Jumlah aset (dalam industri asuransi dan dana pensiun) yang terlibat sangat besar. Kami harap diskusi ini akan membantu dalam memahami apa yang penting, dan bagaimana mempelajari keberhasilan dan pengalaman dari negara lain,” katanya, Selasa (7/6)
Reformasi sektor keuangan non-bank sejatinya tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintah dan regulator. Namun, perlusinergi antara para pelaku jasa keuangan serta stakeholder lain.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berharap reformasi sektor keuangan Indonesia dapat berjalan melalui ide-ide baru yang inovatif. Serta pengembangan layanan keuangan Indonesia yang berkelanjutan. (ari)