Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Fokus di Indonesia, Belanja Iklan Fintech Mencapai Rp 6,7 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Indonesia mendominasi investasi perusahaan teknologi keuangan (fintech) di Asia Tenggara dan Pakistan selama tahun 2021, khususnya dari sisi belanja iklan aplikasi.

Menjadikan Indonesia sebagai pusat dari belanja iklan aplikasi keuangan di wilayah ini. Hal ini menggarisbawahi besarnya potensi industri fintech di Indonesia. Serta semakin ketatnya kompetisi antar pemain industri fintech di pasar ini.

Temuan di atas merupakan salah satu poin penting dalam laporan terbaru AppsFlyer, perusahaan atribusi dan analitik global terkemuka, bertajuk “State of Finance App Marketing Southeast Asia & Pakistan 2022. Laporan ini mengamati hampir 800 aplikasi keuangan di Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Pakistan selama tahun 2021.

AppsFlyer menemukan,perusahaan-perusahaan fintech lebih memfokuskan dana belanja iklan mereka di Indonesia, dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara serta Pakistan. Menarik investasi iklan sebesar lebih dari Rp 6,7 triliun. Atau 60% dari total biaya iklan di wilayah tersebut.

Sejalan besarnya populasi unbanked dan underbanked di Tanah Air, perusahaan-perusahaan fintech turut berfokus mendukung pertumbuhan industri teknologi keuangan di Indonesia dibanding negara-negara lain. Ditambah lagi, perilaku masyarakat Indonesia yang melek digital.

Situasi pandemi semakin mendorong pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari, termasuk dalam bertransaksi. Bank Indonesia mencatat transaksi digital di Indonesia pada tahun 2021 senilai Rp35,1 triliun. Naik hampir 60% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, di wilayah Asia Tenggara dan Pakistan, data AppsFlyer menunjukkan, pada 2021 saja terdapat 689 juta instalasi aplikasi keuangan. Dengan minimal 3.000 instalasi per bulan.

Tahun 2021 merupakan tahun yang luar biasa bagi aplikasi keuangan. Baik di wilayah Asia Tenggara, maupun di Indonesia.

“Tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan fintech memberikan peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi Keuangan untuk memperoleh pengguna-pengguna baru, agar dapat menjangkau populasi unbanked dan underbanked yang besar di Indonesia,” jelas Anthony Loekita Harsono, Sales Manager Indonesia, AppsFlyer, Rabu (15/6).

Di Indonesia, jumlah instalasi aplikasi Keuangan meningkat tajam menjelang akhir tahun, khususnya di perangkat iOS, dimana instalasi meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan September 2021.

Pada kuartal IV tahun 2021, jumlah pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) Keuangan di Indonesia mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Untuk aplikasi Keuangan di iOS, jumlah in-app purchase berkembang dari 12,07% ke 14,89% pada momentum akhir tahun.

Sementara itu, aplikasi keuangan di Android mengalami pertumbuhan in-app purchase dari 11,82% menjadi 14,15%. Minat akan aplikasi Keuangan meningkat drastis pada periode ini, sehingga menjadi waktu yang tepat bagi para pemasar aplikasi Keuangan untuk mengoptimalkan strategi pemasarannya demi mendorong akuisisi pengguna.

AppsFlyer juga menyoroti sejumlah temuan lain beserta prediksi bagi para pemasar aplikasi Keuangan, yaitu. Kampanye remarketing dan re-engagement akan menjadi pilihan pemasar dalam menarik kembali para pelanggan lama.

Terjadi penurunan tajam dalam retensi penggunaan aplikasi dalam dua minggu pertama setelah instalasi aplikasi. Hal ini berlaku bagi pasar dengan tingkat loyalitas rendah. Temuan ini mengindikasikan waktu yang tepat untuk re-engage dengan pengguna melalui berbagai insentif dan notifikasi yang time-sensitive.

Penipuan instalasi aplikasi (app install fraud) khususnya bot dan click flooding menjadi tantangan terbesar di wilayah Indonesia, Vietnam dan Filipina.

“Belakangan ini industri aplikasi keuangan di Indonesia semakin diramaikan dengan situasi kompetisi yang kian ketat pada industri keuangan. Meski demikian, para pemasar aplikasi Keuangan tetap dapat memanfaatkan peluang yang ada, salah satunya melalui kampanye remarketing demi menarik kembali pelanggan lama serta menawarkan pengalaman yang lebih baik,” tutup Anthony. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER