FinTechnesia.com | Populix mengumumkan perolehan putaran pendanaan Seri-A senilai US$ 7,7 juta. Jumlah itu stegra dengan Rp 114 miliar.
Pendanaan ke perusahaan riset berbasis digital asal Indonesia, tersebut dipimpin oleh Intudo Ventures dan Acrew Capital. Dengan partisipasi dari Altos Ventures dan Quest Ventures.
“Lami akan terus berupaya untuk mendigitalisasi seluruh proses pengumpulan data, mengoptimasi fitur yang sudah tersedia, meluncurkan layanan-layanan baru, memperluas pasar, dan menambah kapasitas talenta SDM kami,” kata Timothy Astandu, Co-Founder & CEO, Populix, Senin (27/6).
Populix menawarkan layanan riset komprehensif secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan memusatkan proses pengumpulan data secara online melalui perangkat seluler, Populix memiliki tujuan untuk membuat pengalaman mengisi survei lebih mudah dan menyenangkan bagi para responden.
Dalam perjalanannya, Populix juga mengembangkan lini produk B2C (business-to-consumer) melalui Poplite. Ini adalah layanan survei mandiri berbasis Software as a Service (SaaS) yang memungkinkan setiap orang untuk melakukan riset secara cepat dengan harga yang terjangkau.
Melalui Poplite, setiap orang bisa mendapatkan akses kepada 300.000 basis responden Populix yang telah dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori.
Guna menjawab kebutuhan lebih banyak konsumen, melalui pendanaan Seri-A yang hari ini diterima, Populix juga akan merekrut lebih banyak talenta di bidang product and tech, melakukan pengembangan kapasitas SDM perusahaan, serta melakukan perluasan pasar.
Populix berencana memulai ekspansi regionalnya di tahun 2023. Tujuan utamanya ke negara-negara tetangga di wilayah Asia Tenggara. (kai)