Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

BCA Cetak Laba Rp 18 Triliun, Tumbuh 24% dan Merevisi Pertumbuhan Kredit dari 8% Menjadi 10%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Di tengah ancaman resesi global, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga, industri perbankan optimistis menatap bisnis. Seperti Bank Central Asia (BCA).

BCA membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18 triliun di semester I 2022. Pencapaian ini tumbuh 24,9% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Pendorong pertumbuhan tersebut pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII). Yakni naik 5,3% yoy menjadi Rp29,8 triliun.

Bank milik Djarum ini akan merevisi target pertumbuhan dari asumsi semula 8% menjadi 10%.

Optimisme tersebut berdasarkan pada keyakinan bahwa kinerja kredit di Semester II-2022 bakal semakin bergairah. Siklus meningkatnya kinerja pada enam bulan terakhir setiap tahun hampir selalu terjadi juga pada tahun-tahun sebelumnya.

“Triwulan II biasanya meningkat karena momen Lebaran yang merupakan titik pertumbuhan ekonomi. Permintaan bisa sampai 60% hingga 70% dari keseluruhan permintaan satu tahun. Tapi cycle-nya juga di triwulan III-IV biasanya juga selalu meningkat,” tutur Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, Rabu (27/7).

Baca juga: Kabar Gembira, BCA Menebar Dividen Rp 17,9 Triliun dan Mengubah Direksi

Penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan (sustainable), portofolio BCA tumbuh sebesar 21,8% menjadi Rp169,5 triliun per Juni 2022. Menurut Jahja, portofolio kredit keuangan berkelanjutan berkontribusi hingga 24,9% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Pembiayaan yang diberikan termasuk untuk sektor energi terbarukan. Di antaranya mencakup proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, mini hidro, biogas, dan biomassa.

Proyek-proyek ini tersebar pada 13 wilayah di Indonesia. Dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan hampir mencapai 200 MW.

“Selain itu, kami juga baru saja memberikan pembiayaan sekitar Rp 472 miliar kepada perusahaan yang bergerak pada industri kertas daur ulang, guna mendukung ekonomi sirkular,” tutur Jahja.

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.

Rasio loan at risk (LAR) turun ke 12,3% di semester I-2022, dibandingkan 19,1% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga sebesar 2,2%, didukung relaksasi restrukturisasi. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER