Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Tangkap Potensi Green Economy, Bank Mandiri Gelar Workshop Renewable Energy Expertise

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pendekatan ekonomi hijau telah menjadi tren. Tanpa terkecuali Indonesia yang memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar.
 
Merespons tren tersebut, Bank Mandiri pada tanggal 6-7 September 2022 menggelar workshop bertajuk Shaping Roadmap to be Prefered Bank in Renewable Energy. Workshop mengikutsertakan Kementerian ESDM, Kementerian BKPM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT PLN, serta top players renewable energy, khususnya dalam bidang Hydro power, Geothermal, dan Solar panel.
 
Rangkaian acara workshop akan ditutup dengan site visit ke PLTP Patuha, PLTA Saguling serta PLTS Cirata. Kunungan guna mempertajam insight dan meningkatkan kerja sama bisnis terkait renewable energy di Bank Mandiri sehingga dapat menciptakan expertise di bidang ini.
 
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar menyampaikan, diskusi ini merupakan wujud peran nyata Bank Mandiri mendukung Indonesia mencapai komitmen Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. “Workshop ini menjadi wadah aspirasi bagi pemangku kepentingan, regulator, pelaku industri dan Bank Mandiri untuk bersama-sama menggali potensi dalam hal energi berkelanjutan yang selaras dengan Agenda Nasional Pemerintah,” kata Xandra, sapaan Alexandra, Selasa (6/9)
 

Total pembiayaan hijau nasional pada akhir 2021 sebesar Rp Rp 466 trilun. Jumlah ini 8% dari total kredit Indonesia.  Adapun Bank Mandiri, berkontribusi 20,7% dari total kredit hijau di Tanah Air.
 
“Hingga kuartal II 2022 Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 226 triliun atau sekitar 25% dari total kredit Bank Mandiri. Antara lain pembiayaan kepada sektor energi terbarukan, pengelolaan SDA berkelanjutan, dan transportasi ramah lingkungan,” lanjut Xandra.
 
Dari sisi pendanaan bank berkode emiten BMRI ini juga telah mengembangkan serangkaian sustainable product. Seperti sustainable bond sebesar US$ 300 juta, ESG repo sebesar US$ 500 juta. Serta retail consumer loan untuk pembelian mobil listrik dan solar panel. (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER