Senin, 15 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Gandeng DBS Indonesia, Krakakoa Bangkitkan Industri Cokelat Tanah Air

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kakao menjadi salah satu penghasil devisa negara terbesar selain minyak dan gas dengan nilai ekspor lebih dari US$ 1,2 miliar. Dan jumlah ekspor yang mencapai lebih dari 700.000 ton di 2020.

Tak banyak yang mengetahui bahwa 99% produksi kakao Indonesia masih bergantung pada petani-petani lokal yang mengelola perkebunan rakyat. Nyatanya para petani kakao hingga saat ini harus menghadapi berbagai tantangan di industri.

Menanggapi isu tersebut, Founder & CEO Krakakoa, Sabrina Moestopo mengatakan, meskipun Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia, survei Worldatlas.com menyatakan kita masih memiliki tantangan yang pelik dalam meningkatkan produksi, regenerasi petani baru, serta membangun perkebunan kakao berkelanjutan.

“Sebagai wirausaha sosial yang fokus pada perkembangan industri cokelat dan kesejahteraan para petani, Krakakoa melakukan kolaborasi dengan Bank DBS Indonesia yang memiliki kesamaan visi untuk membangun dampak positif kepada industri pangan,” kata Sabrina, pekan lalu.

Hadir untuk petani kakao sejak 2013, Krakakoa berusaha memberikan dampak positif kepada sistem produksi yang memengaruhi manusia dan bumi, dimulai dari kakao. Krakakoa menghadirkan solusi atas tantangan sosial dan lingkungan yang dialami industri kakao, dan berikut ini adalah beberapa cara yang sukses Krakakoa lakukan untuk membantu dan membangun kesejahteraan petani kakao:

Saat ini, masih banyak petani kakao yang menggunakan teknik berkebun tradisional. Sehingga asil panen mereka kurang maksimal, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Selain pelatihan, Krakakoa juga membantu menyediakan peralatan pascapanen. Seperti solar dryer yang berguna untuk mengeringkan hasil panen, serta fermentation box yang bermanfaat untuk memfermentasikan biji kakao.

Sembari fokus membantu petani menghasilkan biji kakao berkualitas, Krakakoa juga turut meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pembelian biji kakao dengan harga tiga kali lipat lebih tinggi dari harga pasar. Yaitu dengan selisih harga mencapai Rp26.000 per kg.

Biji kakao berkualitas yang sudah Krakakoa dapatkan dari petani kakao kemudian diolah lebih lanjut oleh Krakakoa guna meningkatkan nilai jual produk dengan membangun pabrik cokelat di Lampung. Hal ini turut membuka lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat sekitar serta membangun ekonomi kreatif Indonesia.

Kontribusi masyarakat akan mempercepat proses perbaikan sistem produksi kakao. Untuk itu, Krakakoa menjadi bagian dari prakarsa rekening Green Savings oleh Bank DBS Indonesia.

Dengan membuka rekening Green Savings, masyarakat dapat secara otomatis berkontribusi mendukung perkebunan kakao berkelanjutan dengan menabung, tanpa menghabiskan waktu dan mengeluarkan biaya tambahan.

Memasuki tahun pertama, rekening Green Savings telah menyumbangkan sebanyak 20.250 bibit yang akan produktif hingga 15 tahun tanpa membuka lahan baru sehingga dapat memberikan pertumbuhan nilai penjualan sampai tiga kali lipat. Dukungan ini telah membantu sebanyak 20% petani kakao binaan Krakakoa.

“Selain rekening Green Savings, kami memiliki serangkaian program lain. Mulai sesi mentoring hingga dana hibah, sebagai perwujudan salah satu pilar sustainability Bank DBS Indonesia, yakni Impact Beyond Banking,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER