Rabu, 27 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Hong Kong dan Singapura pimpin segmen “green fintech” di Lima Perekonomian di Asia Pasifik

BACA JUGA




Riset menilai dukungan pemerintah dan pembinaan SDM berperan penting dalam menggerakkan pertumbuhan "green fintech"

HONG KONG, 28 Oktober 2022 /PRNewswire/ — GoImpact, perusahaan yang menyediakan layanan edukasi tentang ESG dan Aspek Keberlanjutan, bersama Business School, The Chinese University of Hong Kong, ("CUHK Business School"), menerbitkan temuan dari kajian teknis (working paper) berjudul Exploring the Green Fintech Ecosystem in Asia: Insights from Five Economies in APEC. Riset ini menilai, dukungan pemerintah berperan vital dan penting dalam memfasilitasi perkembangan tekfin hijau (green fintech). Sementara, kelangkaan tenaga kerja menjadi isu bersama di lima perekonomian di Asia Pasifik.

Mengkaji tiga unsur—lingkungan hidup, keuangan, dan teknologi—laporan industri ini mendefinisikan green fintech sebagai aktivitas finansial yang memanfaatkan teknologi hijau guna mencapai kinerja lingkungan hidup yang lebih baik.

Pakar industri di lima perekonomian di Asia Pasifik, yakni Hong Kong SAR, China ("Hong Kong"), Indonesia, Republik Korea ("Korea"), Singapura, dan Thailand mendesak pengambil kebijakan untuk membentuk lingkungan yang kondusif bagi perkembangan green fintech. Menurut para pakar, pemerintah dapat menyediakan dukungan dengan menawarkan skema insentif bagi usaha rintisan agar mampu berkembang di bidang ini dan memimpin perubahan melalui kerangka regulasi berkelanjutan, serta memandatkan keterbukaan informasi, pelaporan, dan ambang batas.

Riset ini juga menganjurkan lembaga keuangan agar mempraktikkan agenda keberlanjutan demi mencapai tiga target: profit, manusia, dan planet. Mempertimbangkan kondisi sektor perbankan yang kompetitif, serta kelangkaan SDM di bidang keberlanjutan, lembaga keuangan harus memanfaatkan posisi uniknya dalam ekosistem bisnis untuk membina SDM di bidang keberlanjutan. Tujuannya, mempromosikan agenda keberlanjutan, seperti dipaparkan dalam laporan tersebut.

Riset ini juga mengevaluasi kebijakan, pasar, dan peluang yang terkait dengan peran tekfin dalam meningkatkan perkembangan pembiayaan hijau (green finance) di lima perekonomian Asia Pasifik yang dikaji lewat penelitian sekunder (desk research), wawancara, serta diskusi kelompok yang melibatkan usaha rintisan di segmen green fintech, instansi pemerintah dan lembaga semipemerintah, asosiasi industri yang terkait dengan green fintech, serta lembaga keuangan.

Rilis berita selengkapnya tentang temuan penting dari riset ini dapat diunduh lewat tautan berikut:
https://www.bschool.cuhk.edu.hk/press-releases/exploring_the_green_fintech_ecosystem_in_asia_insights_from_five_economies_in_apec


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER