Jumat, 29 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Hari Fintech Nasional: Regulator, Asosiasi dan Fintech Memperkuat Ekosistem Keuangan Digital

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Memperingati Hari Fintech Nasional yang diperingati setiap 11.11 sekaligus membuka rangkaian Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar Indonesia Fintech Summit (IFS). Ajang ini berlangsung pada 10-11 November 2022 di Bali.

Selama dua hari para pendiri financial techology (fintech) lokal dan internasional, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan utama lain membahas topik industri dan peraturan terkini, mengembangkan jejaring. Serta merumuskan strategi atau aksi advokasi guna mempercepat digitalisasi pada industri jasa keuangan serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan, meski berada di tengah gejolak tantangan global, perekonomian Indonesia cukup resilient. Airlangga menyampaikan optimisme pemerintah dalam pemulihan perekonomian nasional yang akan terus berlanjut ke depan/.

“Sektor keuangan digital memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Sehingga membutuhkan kolaborasi para stakeholder. Termasuk asosiasi sehingga beragam platform layanan keuangan digital semakin inklusif dan mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat,” terang Airlangga, Jumat (11/11).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, masalah Indonesia a juga dihadapi oleh seluruh negara secara global. “Tidak ada negara yang dapat menyelesaikan hal ini sendirian. Indonesia sebagai anggota G20 merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar, dan kita setidaknya punya sumber pertumbuhan ekonomi domestik. Kami ingin memastikan sumber domestik ini akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” terang Ani – sapaan Sri Mulyani.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan, layanan digital bergerak menuju konvergensi. Seperti kehadiran multi apps atau super apps. Tentunya hal ini tidak dapat dihindari.

Baca juga: AFPI, OJK dan Bank Mandiri Jajaki Kolaborasi Dalam Fintech Lending Days Yogyakarta

Di sisi lain, hal ini dapat menghadirkan tantangan tersendiri bagi regulator. “Saat ini kita merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki koordinasi yang solid antara pemerintah dengan pemangku kepentingan lain memfasilitasi perkembangan layanan keuangan digital sekaligus memperkuat integrasi antar pihak,” terang Mahendra.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyampaikan strategi BI dalam mengarahkan digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung ekonomi keuangan digital. Yaitu melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

Blueprint tersebut memperkenalkan QRIS sejak 2019 untuk meningkatkan akses pembayaran kepada UMKM. Kini QRIS telah semakin berkembang dengan perluasan target pengguna melalui kenaikan limit, dan implementasi QRIS lintas negara (cross border).

“Dalam waktu dekat akan terdapat penandatanganan MOU dengan 4 negara ASEAN untuk mendukungnya yang sekaligus merupakan aksi konkrit Presidensi G20 2022. Selain itu, terdapat  layanan BI-FAST pada lebih dari 77 bank peserta untuk memperkuat transaksi ritel,” terang Destry.

Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi kembali menekankan pentingnya pemanfaatan data, teknologi, dan kolaborasi antar pihak demi mengoptimalkan upaya menyediakan akses keuangan bagi para pelaku UMKM underbanked dan underserved.

Menurut dia, fintech lending tidak bisa sendiri. “Kita harus bersinergi di dalam suatu collaborative ecosystem. Itu menjadi salah satu kunci dan sejalan juga dengan tema moving forward together yang menjadi tema utama di Indonesia Fintech Summit ini,” katanya. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER