Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Terungkap, lni Penyebab Bank Neo Commerce Turunkan Target Rights Issue

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Neo Commerce resmi mendapatkan pernyataan efektif penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham. 

Dalam aksi korporasi tersebut, emiten berkode saham BBYB itu menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp 650 per saham, sehingga jumlah dana ditargetkan mencapai Rp1,7 triliun. 

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan menjelaskan, target dana tersebut mengalami perubahan karena mempertimbangkan kondisi pasar serta perekonomian dalam beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya, bank yang sering disingkat BNC ini membidik perolehan dana dari rights issue sebesar Rp 5 triliun.

Baca juga: Bank Neo Commerce Catat Laba di Kuartał III 2022 Sebesar Rp 10,1 Miliar

“Angka ini sementara kami nilai sangat cukup untuk menjadi bensin bagi BNC dalam mengeksekusi milestones yang sudah kami rencanakan ke depannya,” ujar Tjandra, Jumat (11/11). 

Aksi rights issue akan meningkatkan kapasitas pendanaan BBYB untuk pengembangan bisnis. Sehingga kinerja perusahaan setelah aksi korporasi diproyeksikan tumbuh secara berkelanjutan.

Rights issue menjadi komitmen perseroan memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk pemenuhan modal Rp3 triliun pada 2022. 

Hingga kuartal III 2022, ekuitas BBYB tercatat sebesar Rp2,25 triliun. “Jumlah perolehan dana Rp1,7 triliun untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan usaha perseroan,” kata Tjandra. 

Pemegang saham utama BNC yaitu PT Akulaku Silvrr Indonesia, PT Gozco Capital, dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd akan melaksanakan secara penuh hak mereka sesuai dengan porsi kepemilikan. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER