Rabu, 27 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Kabel Bawah Laut Dapat Memperkuat Ekonomi Digital dan Ramah Lingkungan

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Di zaman sekarang internet adalah kebutuhan utama untuk bisnis, pemerintahan, dan hampir semua orang. Untuk mendapatkan internet yang berkualitas memerlukan infrastruktur yang kuat.

Infrastruktur itu seperti kabel bawah tanah, tower-tower super tinggi, sampai kabel-kabel super panjang di bawah laut.

Dalam rilis pekan lalu, di Indonesia, infrastruktur digital Google berkontribusi terhadap 12% trafik internet. Lewat kabel indigo bisa mendapatkan kuota yang lebih banyak, meningkatkan kecepatan hingga membuat layanan internet yang lebih luas.

Tahun 2024 nanti diprediksi akan ada 4,6 juta pengguna internet baru. Dukungan internet cepat ini juga akan meningkatkan keamanan layanan digital sampai menghasilkan surplus ekonomi yang sangat besar.

Di tahun 2021, ada sekitar 299.000 lapangan kerja baru dari investasi ini/ Dan di tahun 2026 akan ada 1,6 juta lebih lapangan kerja baru yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara hingga ribuan triliun rupiah. 

Saat ini, konsumsi energi pusat data Google dua kali lebih hemat dibandingkan server pada umumnya namun dengan daya komputasi tujuh kali lebih baik dibanding lima tahun lalu.

Di tahun 2030 nanti infrastruktur digital yang dibangun oleh Google akan bebas dari emisi gas karbon. Selain itu, akses internet dan sistem komputasi awan akan membantu perusahaan mengurangi emisi yang kita hasilkan.

Kabel bawah laut didesain untuk bertahan sampai 25 tahun. Dan tidak akan mengganggu ekosistem bawah laut karena dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.

Baca juga: Kabel Bawah Laut Golden Buoy XL Axiata Berlabuh di Karawang

Dalam satu detik kabel bawah laut dapat mengirimkan data film high definition (HD) berdurasi ratusan jam. Jauh lebih cepat dari satelit yang hanya dapat mengirimkan data yang sama, tapi durasinya hanya 30 menit.

Sekitar 97% data ditransfer melalui kabel bawah laut, bukan satelit. Semua itu berkat satu teknologi bernama serat optik. Serat Optik menjadi alat penghantar informasi yang ada di dalam kabel yang membuat data yang ada di dalamnya dapat bergerak dengan kecepatan cahaya dan membuat koneksi jadi bebas hambata

Pada akhir tahun 2021, Indonesia telah terhubung ke 20 sistem kabel bawah laut internasional secara bersamaan. Google berinvestasi pada sistem kabel Indigo-West pada tahun 2019. Menyusul investasi pada dua sistem kabel Echo dan Apricot.

  • Indigo-West (2019) – kapasitas 36Tbit/s, sistem kabel terbuka yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Australia
  • Echo (2023) – Sistem kabel Trans-Pasifik yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat; merupakan hubungan langsung pertama antara Indonesia dan Amerika Serikat
  • Apricot (2024) – Sistem kabel Pan-Asia yang menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, Jepang, Taiwan, dan Guam

Investasi dalam infrastruktur jaringan akan mendorong keamanan, keandalan, dan peningkatan kinerja dalam layanan cloud. Dengan demikian, Google Cloud dan kabel bawah laut berkontribusi pada fondasi ekonomi digital Indonesia sekaligus meningkatkan aksesibilitas perdagangan berbasis teknologi di Indonesia. (alo)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER