Minggu, 24 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Dukung Literasi dan Inklusi Keuangan, Flip, OJK, BI dan AFTECH Gelar Edukasi untuk Mahasiswa IPB

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Hasil SNLIK (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) tahun 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68% dan inklusi keuangan sebesar 85,10%.

Nilai ini meningkat dibanding hasil SNLIK 2019. Taitu indeks literasi keuangan 38,03% dan inklusi keuangan 76,19%. Meskipun demikian, angka tersebut masih jauh dari target pemerintah, yaitu inklusi keuangan sebesar 90% di akhir tahun 2024. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya kolaboratif antara regulator, industri, dan asosiasi untuk mencapai target tersebut.

Flip, perusahaan penyedia jasa pembayaran (khususnya transfer uang) yang berbasis teknologi di Indonesia, terus mendukung literasi keuangan. Kali ini, Flip berkolaborasi dengan OJK, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan IPB University mengadakan program sosialisasi dan edukasi perencanaan keuangan berjudul Financial Hacks: Mengatur Keuangan Mahasiswa Penerima Beasiswa.

Literasi dan inklusi keuangan dianggap sebagai salah satu fondasi kehidupan agar dapat mewujudkan kehidupan yang aman, tenang, dan berkembang.

“IPB mendukung mahasiswa melek finansial agar dapat melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan dengan baik serta terhindar dari investasi ilegal atau penipuan.” ujar Agus Purwito, Plt. Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), pekan lalu.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan dan Bulan Fintech Nasional untuk kemajuan ekonomi di masyarakat dengan menyasar kelompok mahasiswa penerima beasiswa. 

“Upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan perlu menjadi komitmen bersama antara regulator, industri, asosiasi, dan institusi terkait. Sehingga pemahaman dan praktik tentang pengelolaan serta solusi keuangan di tengah masyarakat semakin optimal,” ujar Rafi Putra Arriyan, Co-Founder dan CEO Flip yang juga Kepala Departemen Edukasi dan Literasi Keuangan AFTECH.

Baca juga: Pinjol Ilegal Marak, Investasi Bodong Mengintai, Literasi Keuangan Jadi Harga Mati

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai manajemen keuangan pribadi, beasiswa, dan kuliah. Sebagai penerima beasiswa, pengelolaan keuangan untuk kebutuhan pribadi dan kuliah menjadi suatu hal yang penting untuk dicermati.

Mereka pun mendapat pengenalan terhadap solusi teknologi keuangan (fintech) untuk mempermudah transaksi keuangan sehari-hari (solusi Flip).

“Mahasiswa perlu melakukan perencanaan keuangan seperti mengelola arus kas harian, mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan, merencanakan dana darurat dan lain sebagainya. Selain itu, mahasiswa perlu memahami penggunaan financial technology agar dapat terhindar dari pinjaman atau investasi ilegal dan penipuan,“ ujar Yulianta, Deputi Direktur Literasi dan Informasi OJK.

Sementara BI memperkenalkan lebih jauh terkait penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk mahasiswa. “Penggunaan QRIS menjadi salah satu inisiasi BI yang dapat membantu masyarakat melakukan pembayaran di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS,” ujar Ria Swandito, Asisten Direktur Divisi Perizinan SP dan Elektronifikasi Bank Indonesia KPw DKI Jakarta. (alo)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER