Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Menekan Emisi Karbon, Ini Langkah Bank BNI

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank BNI siap menjalankan sustainable finance (keuangan berkelanjutan). Ini bentuk dukungan terhadap pertumbuhan berkelanjutan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, serta mematuhi arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan.

BNI melakukan perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Scope 1, 2 dan 3. Sehingga ke depan dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan perseroan dalam upaya menekan emisi karbon.

Pada periode pelaporan 2022, BNI melakukan penyesuaian metodologi perhitungan dalam hal klasifikasi sumber emisi untuk menghitung emisi khususnya scope 3. Meliputi, perjalanan dinas darat, perjalanan dinas udara, dan emisi pembiayaan.

BNI juga mulai menghitung emisi pembiayaan untuk debitur segmen menengah dan korporasi, yaitu sektor perkebunan perkebunan, industri turunan produk perkebunan, pertambangan dan perdagangan komoditas, industri pengolahan, industri perdagangan, pulp and paper, konstruksi, hingga Pembangkit Listrik Tenaga Upp (PLTU).

Di dalam peta jalan ESG, BNI akan menghitung emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk seluruh kantor BNI hingga kantor cabang pembantu (KCP) di seluruh Indonesia. Ssaat ini sedang dilakukan penyusunan pedoman dan format pengumpulan data sumber emisi agar ke depan perhitungan emisi dapat dilakukan lebih detail dan presisi.

Setelah melakukan penyusunan pedoman, selanjutnya BNI akan menetapkan target net zero emission.Sehingga diperoleh peta jalan yang akurat dalam menuju net zero emission.

Baca juga: Kembangkan Bisnis Digital, Pengguna BNIDirect dan Mobile Banking BNI Tumbuh Pesat

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo mengungkapkan, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

“Tentu ini akan menjadi sebuah langkah awalk kami dapat menjadi contoh pionir green banking di Indonesia. Tidak hanya fokus pada perhitungan bisnis, tetapi lebih jauh proaktif melakukan pengukuran komprehensif dari sisi emisi GRK,” katanya, Ahad (12/2).

Adapun, sustainable portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable portfolio ini utamanya ntuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun. Lalu pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 19,7 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp 10,9 triliun; pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 4 triliun, serta sustainable portfolio lain sebesar Rp 25,1 triliun.

BNI juga memiliki komitmen mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global. BNI mulai proaktif memperkenalkan sustainability linked loan. Salah satu aspek utamanya, pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka.

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan sustainability linked loan.sebesar USD 355 juta atau ekuivalen Rp 5,3 triliun. Mengalir kepada debitur top tier di sektor industri prioritas. Seperti fast moving consumer goods dan manufaktur. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER