Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Perusahaan Induk Vietjet Melaporkan Laba Hampir US$ 38,7 Juta

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Sepanjang tahun 2022, Vietjet telah menerbangkan 20,5 juta penumpang melalui 116.000 penerbangan. Berhasil mencatatkan peningkatan sebesar 20% dalam penerbangan domestik dibandingkan dengan tahun 2019.

Dalam rilis pekan lalu. Keberhasilan ini telah berkontribusi besar bagi pemulihan maskapai penerbangan asal Vietnam ini. Jumlah penumpang domestik Vietjet pada kuartal keempat tahun 2022 meningkat hingga tujuh kali lipat year on year (yoy). Lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan sebelum pandemi yaitu sebesar 24%.

Mendukung perluasan dan pertumbuhan jaringan penerbangan internasional kelas menengah, Vietjet telah membangun armada pesawat berbadan lebar yang terdiri dari tiga pesawat A330. Dengan menempatkan fokus pada India sebagai pasar utama, maskapai ini membuka 20 rute baru pada tahun lalu.

Vietjet terus memperluas jaringan internasionalnya dengan rute-rute baru ke Astana dan Almaty (Kazakhstan) dan Melbourne dan Sydney (Australia). Tujuannya beroperasi di berbagai benua
dan menawarkan kesempatan terbang kepada jutaan orang di seluruh dunia. Melalui


Data tahun 2022 menunjukkan bahwa industri penerbangan mulai pulih pasca pandemi. Pada kuartal keempat tahun 2022, perusahaan induk Vietjet melaporkan pendapatan bersih sebesar VND 7.35 triliun.

Jika dirupiahkan sekitar Rp 4,7 triliun atau US$ 315,5 juta. Angka itu melonjak 175% yoy. Sedangkan laba sebesar VND902 miliar atau sekitar Rp 578 miliar, setara US$ 38,7 juta.

Baca juga: Musim Liburan, Vietjet tawarkan Hadiah E-Voucher

Total pendapatan Vietjet untuk tahun 2022 adalah VND 32,5 triliun. Jumlah itu sekitar Rp 20,8 triliun atau US$ 1,39 miliar. Sementara keuntungannya
berada di angka VND215 miliar atau sekitar Rp 137 miliar. Setara US$ 9,23 juta).

Vietjet membukukan pendapatan konsolidasi (consolidated revenue) sebesar VND 39,34 triliun. Jumlah itu sekitar Rp 25,2 triliun atau US$ 1,68 miliar pada tahun 2022. Adapun kerugian konsolidasi (consolidated loss) sebesar VND 2,17 triliun. Atau sekitar Rp 1,3 triliun atau US$ 93,1 juta.

Sebagian besar disebabkan oleh investasi modal berskala besar pada bisnis intinya. Selain itu, Vietjet telah menyalurkan lebih dari VND 3.56 triliun. Jumlah itu sekitar Rp 2,2 triliun atau US$ 152,7 juta dari keuntungannya ke perusahaan induk. Ini
sebagai investasi aset dalam mengakuisisi satu pesawat A321 NEO baru dari Airbus, dua pesawat A321 dari pihak penyewa dan tiga mesin pesawat.

Pada akhir tahun 2022, total aset Vietjet mencapai lebih dari VND 67 triliun. Jumlah itu sekitar Rp 42 triliun atau USD2,87 miliar. Jumlah itu meningkat 30% yoy.

Di tahun 2023, Vietjet terus menetapkan target pertumbuhan pendapatan yang tinggi melihat dibukanya kembali pasar Tiongkok sekaligus tetap mempromosikan pasar internasional yang memiliki potensi besar. Seperti India, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan lain. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER