Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Permata Bank Cetak Laba Bersih Setelah Pajak Rp 2 Triliun, Tumbuh 64%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Permata menutup tahun dengan pencapaian kinerja yang solid di tahun 2022. Bank terus menjaga momentum pertumbuhan aset dan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit serta memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit.

PermataBank mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2 triliun. Angka ini tumbuh 64% year on year (yoy). Sinergi dan dukungan berkesinambungan dari pemegang saham pengendali, Bangkok Bank PCL, mempertahankan posisi PermataBank dalam jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.

Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp 11,5 triliun atau tumbuh 13,2% yoy. Didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,4% yoy.

Meliza M. Rusli, Direktur Utama PermataBank mengatakan, pencapaian dalam ranah digital, penerapan teknologi blockchain, dukungan terhadap presidensi G20 melalui aktivitas B20, dan produk serta layanan yang terintegrasi memberikan dorongan bagi PermataBank memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingan.

Baca juga: Gratis Seluruh Layanan Transfer Tanpa Syarat dari PermataBank

“Kami akan terus berkomitmen melayani nasabah dan menjadi universal bank dalam menyediakan produk dan layanan bagi berbagai segmen lintas generasi,” kata Meliza, Kamis (23/2).

PermataBank mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 8,8% yoy menjadi sebesar Rp 255,1 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 8,7% yoy menjadi sebesar Rp 136,3 triliun. Terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR) masing-masing sebesar 10,3% dan 12,6%.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat sebesar 8,8% yoy menjadi Rp 195,6 triliun. Terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8% yoy.

Rasio kredit bermasalah (NPL) gross di akhir bulan Desember 2022 terjaga pada level 3,1%. Membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.

Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,4%. Dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 240%. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER