Senin, 15 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Harga Beras di Dalam Negeri Mahal, Indonesia Jadi Sasaran Penyelundupan

BACA JUGA




Meningkatkan Produksi

Salah satu solusinya, menurut Moeldoko, kapasitas produksi harus ditingkatkan melalui intensifikasi yang didukung ekstensifikasi.

Dalam hitungannya, jika per hektare lahan hanya menghasilkan 5 sampai 6 ton, sedangkan di negara lain bisa menghasilkan 9 hingga 10 ton, berarti terjadi inefisiensi.

Baca juga: Shopee Big Ramadan Sale 2023, Ada Flash Sale Rp 1, Diskon Sampai 80% dan Cashback Hingga Rp 1 Juta

“Kalau produksi kita optimum bisa mencapai 9 ton per hektare, berarti bisa efisien sehingga harga pangan menjadi murah,” tutur Moeldoko.

Moeldoko juga mengusulkan dibentuk korporasi petani yang melibatkan petani dalam proses produksi hingga memasarkan produknya.

Dengan begitu, posisi petani menjadi lebih kuat.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkfli Hasan menjelaskan, ia optimis masalah sistem tata kelola bisa segera teratasi dengan adanya Badan Pengan Nasional (Bapanas).

Baca juga: ESB Berusaha Bantu Pebisnis Kuliner Pemula di IFBC Expo 2023

“Asal masalah pangan di bawah satu komando, saya yakin lima tahun ke depan kita bisa memperbaiki masalah pangan nasional,” katanya.

Zulkfli Hasan mendorong penguatan peran Badan Pengan Nasional, salah satunya melalui penguatan anggaran.

“Sudah 70 tahun merdeka, sudah saatnya kita swasembada pangan.”

“Kalau masalah pangan dalam satu komando, saya yakin pasti kita,” ujar Zulkifli Hasan.

Baca Juga: ESB Memperkenalkan Digital Resto

Sementara Kepala Badan Pangan Nasoinal (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, lembaga yang dipimpinnya terus melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk memperbaiki masalah kebijakan pangan.

“Masalah data pangan, misalnya, kami sudah selesai menghitung neracanya dan itu transparan. produksi dalam negeri.”

“Kita sudah transparan. Jadi, produksinya berapa dan kebutuhannya berapa, sudah diketahui, dan itu akan kita dasar untuk mengambil keputusan,” pungkas Arief. (*)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER