Senin, 15 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Berlayar Menuju Ekonomi Biru: Peluang dan Tantangan Membangun Startup Maritim

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Industri maritim memiliki potensi sangat besar tumbuh dan berkembang. Sebagai sektor yang kompleks, industri maritim mencakup berbagai kegiatan. Termasuk pengiriman dan logistik, perikanan, dan akuakultur.

Co Founder dan CEO Aruna, Farid Naufal Aslam berbagi pengalamannya selama membangun startup yang berfokus pada kelautan. Aruna menghubungkan nelayan kecil di Indonesia dan importir luar negeri secara langsung melalui aplikasi dan situs webnya.

Perusahaan juga berfokus pada memperluas cakupan untuk memastikan pasokan yang konsisten kepada pelanggan. Baik di pasar lokal maupun global, meningkatkan produktivitas nelayan, dan memberikan cara produksi yang berkelanjutan.

Aruna telah menjangkau lebih dari 190 lokasi dan hampir 50.000 nelayan dalam hub, tempat para nelayan bertransaksi di desa atau tambak nelayan. Diversifikasi produk merupakan salah satu cara Aruna untuk menambah komoditas ke dalam pasar. Mendistribusikan dan meluncurkan produk bernilai tambah, serta menguasai pangsa pasar di beberapa komoditas.

“Tujuan utama Aruna yaitu menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Dengan menciptakan kembali rantai pasok perikanan, meningkatkan inklusi keuangan, dan menerapkan perikanan berkelanjutan,” terang Farid, Kamis (30/3).

Misalnya, Farid menyoroti permasalah pengelolaan limbah ikan di industri perikanan. Saat ini kerugian pasca panen komoditas laut sekitar 43%, karena tidak semua bagian ikan atau hasil laut lainnya dioptimalkan. Sisanya akan terbuang sia-sia atau memiliki nilai yang lebih rendah.

Di hub Aruna Bangkalan, perusahaan mencoba mengolah tidak hanya daging rajungan untuk pelanggan, cangkangnya dibuat menjadi bubuk dan diolah menjadi pakan ikan. Dengan mengoptimalkan pengelolaan limbah ikan, akan melipatgandakan keuntungan di industri ini.

Profitabilitas merupakan implikasi yang akan terjadi pada sektor yang kurang terlayani ini karena nilai efisiensinya semakin tinggi. “Permintaannya sangat besar, dan kami tidak membakar uang maka dari itu startup maritim dapat menghadirkan peluang yang lebih besar,” kata FaridMenurut Farid, ada beberapa tantangan di masa depan untuk startup yang fokus pada kelautan. Namun ia menyoroti beberapa solusi yang coba digarap oleh Aruna.

Baca juga: Bersama BRI Life dan Qoala, Aruna Tawarkan Asuransi Jiwa untuk Nelayan

Tantangan paling signifikan adalah sumber daya manusia. Termasuk menarik dan mempertahankan pekerja terampil, mengatasi angkatan kerja yang menua, dan mempromosikan keragaman dan inklusi.

Perbedaan budaya di berbagai pulau juga menjadi tantangan lain karena terkadang sulit untuk mendekati masyarakat dan menyamakan solusi. Oleh karena itu, Farid menyarankan perusahaan startup perlu menghadirkan pendekatan yang berbeda di setiap wilayah, meskipun solusinya sama.

“Cara kami melibatkan masyarakat dan bagaimana kami melestarikan lingkungan adalah hal terpenting untuk memastikan keterlibatan masyarakat dalam program kami,” kata Farid.

Pembangunan infrastruktur juga penting untuk mendukung industri maritim. Terutama infrastruktur navigasi termasuk mercusuar, sistem radar, GPS, dan teknologi lain yang membantu navigasi kapal secara aman dan efisien.

Misalnya, listrik mungkin tidak tersedia di setiap area pada jam-jam tertentu. Farid menilai, ini masalah waktu karena pemerintah secara bertahap fokus pada pengembangan listrik dan jaringan data.

Bagi founder startup, Farid menekankan untuk tidak takut berkolaborasi. Menjadi kompetitif itu penting namun ada juga solusi yang saling melengkapi. Dengan pola pikir, tim, dan strategi yang tepat, para pendiri dapat membangun bisnis yang sukses melalui dampak yang positif.

Kolaborasi antara sektor swasta dan publik juga dapat membantu mendukung pertumbuhan industri maritim dengan menyediakan pendanaan, mendukung penelitian dan pengembangan, berinvestasi dalam infrastruktur, mengembangkan bakat, dan mempromosikan industri. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER