BEIJING, 22 April 2023 /PRNewswire/ — Menjelang 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Gabon pada tahun depan, kedua kepala negara ini telah memutuskan untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis dan komprehensif.
Setelah berbagai kegiatan diplomatik dari pemimpin negara asal Asia, Eropa, dan Amerika Latin di Beijing, Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba berkunjung selama empat hari ke Tiongkok. Presiden Tiongkok Xi Jinping menilai kunjungan ini mencerminkan pentingnya hubungan Tiongkok-Gabon pada tingkat tinggi.
Persahabatan Tiongkok-Gabon juga tetap bertahan dengan baik.
Presiden Ali Bongo merupakan kepala negara Afrika pertama yang diterima Presiden Xi Jinping setelah Xi terpilih sebagai Presiden Tiongkok pada Maret lalu, menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Persahabatan antara Tiongkok dan Gabon tetap bertahan dengan baik sejak hubungan diplomatik kedua negara ini terjalin 49 tahun lalu. Pada Desember 2016, kedua negara meningkatkan hubungannya menjadi kemitraan komprehensif.
Kedua negara saling mendukung dalam beberapa isu yang terkait dengan kepentingan utamanya, serta bekerja sama dalam hubungan internasional.
President Ali Bongo juga menyampaikan dukungan Gabon atas prinsip satu-Tiongkok dalam beberapa kesempatan.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Gabon selama sembilan tahun berturut-turut. Pada 2022, perdagangan bilateral kedua negara mencapai $4,55 miliar, naik 50,8% secara tahunan.
Ketika bertemu, kedua presiden bertekad menggencarkan kerja sama dalam kerangka Belt and Road Initiative, serta kemitraan di bidang lain, termasuk ekonomi digital, infrastruktur, pertanian dan pariwisata, serta kebudayaan dan pertukaran antarwarga. Setelah berbincang-bincang, kedua pemimpin ini menyaksikan peresmian kerja sama bilateral dalam bidang investasi, pertanian, pembangunan perkotaan, serta sektor lain.
Kerja sama Tiongkok-Afrika pada era baru
Tiongkok merupakan negara berkembang terbesar di dunia, dan Afrika adalah benua dengan jumlah negara berkembang terbanyak. Inisiatif saling berbagi pengalaman, serta menetapkan target dan tujuan yang sama semakin mempererat Tiongkok dan Afrika.
Di FOCAC Beijing Summit yang berlangsung pada September 2018, kedua pihak sepakat membangun komunitas Tiongkok-Afrika yang kian erat dengan masa depan bersama, serta membawa hubungan Tiongkok-Afrika menuju era baru.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika selama 13 tahun berturut-turut pada 2021. Bahkan, volume perdagangan Tiongkok dan Afrika mencetak rekor tertinggi baru setelah mencapai $254,29 miliar pada 2021, mengalami kenaikan tahunan sebesar 35,3%, menurut data terkini Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Pada November 2021, pemerintah Tiongkok menerbitkan laporan resmi yang mendokumentasikan kesuksesan kerja sama Tiongkok-Afrika, serta menyajikan sebuah perspektif tentang kerja sama kedua pihak pada masa mendatang. Tiongkok dan Afrika selalu bahu membahu dalam kesuksesan dan kesulitan. Maka, hubungan bilateral ini menjadi contoh dari upaya membangun komunitas global dengan masa depan bersama.
Tahun ini menjadi momen 10 tahun prinsip kebijakan Afrika yang digagas Tiongkok. Prinsip yang dikemukakan Presiden Xi Jinping tersebut melibatkan ketulusan, hasil nyata, persahabatan, serta niat baik. Dalam pertemuan Rabu lalu dengan Ali Bongo, Xi berkata, Tiongkok dan Afrika harus memperkuat solidaritas dan kerja sama di tengah dunia yang berhadapan dengan tantangan dan krisis.
Xi mendorong kedua pihak berpegang pada semangat persahabatan Tiongkok-Afrika serta kerja sama. Menurut Xi, Tiongkok sangat mendukung jalur pembangunan Afrika yang unik dan independen, serta ingin menyediakan peluang baru bagi Afrika berdasarkan jalur pembangunan ala Tiongkok. Dengan demikian, kerja sama Tiongkok-Afrika dapat menjadi model bagi kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama internasional dengan Afrika.