Jumat, 22 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Fokus Layani Masyarakat Inklusi, BTPN Syariah Catat Laba Bersih Rp 425 Miliar 

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank BTPN Syariah membuka akses keuangan masyarakat inklusi, dengan melayani langsung ke sentra-sentra di pelosok Indonesia. Emiten berkode saham BTPS ini menempatkan para petugas lapangan atau community officer

Hingga saat ini mereka sudah menjangkau 2.600 kecamatan di 23 provinsi Indonesia. Untuk memudahkan para community officer dalam melayani, anak usaha Bank BTPN ini menyediakan tempat tinggal serta moda transportasi mendekati sentra nasabah agar mobilitas mereka lebih mudah. 

Semua pemenuhan kebutuhan ini agar para community officer bisa memberikan layanan terbaik ke para nasabah. Selain itu, peran mereka tidak serta merta hanya menjadi perantara dalam membuka akses keuangan, juga memberikan akses pengetahuan melalui program pendampingan. 

Pendampingan dan melayani langsung ke sentra nasabah inilah yang menjadi kunci dari pelayanan BTPN Syariah dan membedakan dengan bank-bank lainnya. Bank memahami, sentuhan manusia diperlukan bagi nasabah inklusi agar nasabah nyaman menjalankan bisnis mereka. Sehingga bisa tumbuh berkelanjutan. 

Baca juga: Terbaik Sepanjang Sejarah, Bank BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 1,78 Triliun di 2022

Selain akses keuangan dan akses pengetahuan, BTPN Syariah juga semakin luas memberikan akses lain. Di antaranya, akses suplai barang dan akses pasar.

BTPN Syariah Ventura yang merupakan anak perusahaan dan perpanjangan tangan BTPS, bersinergi dengan mitra-mitra strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan masyarakat inklusi. 

“Masyarakat Indonesia dari berbagai segmen manapun berhak mendapatkan akses keuangan yang tepat serta akses yang lebih luas lagi untuk kehidupan yang lebih baik,” tegas Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah, Jumat (28/4).  

Ikhtiar itu membuahkan hasil. Hingga kuartal pertama 2023, BTPN Syariah membukukan aset Rp 22,1 triliun. Sedangkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 11,8 triliun tumbuh 11,1% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,6 triliun. 

Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat. Tercermin dari non performing financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di level 51.7%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 12,8 triliun. 

Kinerja keuangan yang tumbuh positif ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 425 miliar.  (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER