Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Titipku Ungkap Riset Terkat Dampak Digitalisasi ke Pasar Tradisional

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kementerian Perdagangan menargetkan program digitalisasi satu juta UMKM di 1.000 pasar rakyat di Indonesia.

Sebagai perusahaan yang fokus pada digitalisasi pasar, Titipku sepakat dengan gerakan ini. Tim Riset Titipku menyebut, digitalisasi di pasar memang berdampak baik bagi para pedagang, pelanggan, kurir, hingga perekonomian Indonesia secara umum.

Sejak 2022, Tim Riset Titipku mengembangkan sebuah riset bertajuk “Digitizing Traditional Market in Indonesia”. Riset ini mencoba menjawab beberapa pertanyaan seputar digitalisasi pasar tradisional.

Laporan riset ini terbagi menjadi tujuh bagian utama. Pada bagian pertama, Tim Riset Titipku memaparkan kondisi real pasar. Juga membahas masalah terkini pedagang pasar seperti kurangnya modal hingga rantai pasokan yang panjang.

Bagian kedua membahas inovasi teknologi yang bisa ditawarkan untuk pasar tradisional. Melalui Aplikasi Belanja Titipku, pedagang jadi punya ruang luas untuk berdagang tanpa terbatas jarak.

Sementara, melalui Aplikasi Titipku Lapak, pedagang bisa mengatur lapaknya sendiri. Tiap transaksi digital dan uang yang masuk juga tercatat riwayatnya. Sehingga bisa dijadikan dokumentasi untuk mencari modal usaha.

Baca juga: Platfom Grocery Online Akan Mendongkrak Transaksi Pasar Tradisional

Pada bagian ketiga dan keempat, laporan ini berisi tentang perkiraan nilai ekonomi dari digitalisasi UMKM dan pasar dan apakah itu bisa membuat pelaku UMKM dan pedagang pasar tahan akan resesi yang mungkin terjadi di 2023.

Menurut CEO Titipku, Henri Suhardja, dengan UMKM masuk ke online/marketplace, UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke pasar baru. Artinya UMKM akan dikenal lebih luas dan mendapatkan kesempatan dikenal oleh calon customer yang baru, yang berpotensi menjadi pelanggan.

Dengan demikian, UMKM tidak hanya bergantung ke pelanggan lama saja. Tapi punya pelanggan baru,” ungkap Henri,” pekan lalu.

Bagian kelima berisi studi kasus terkait digitalisasi pasar yang terjadi di China dan Indonesia. di China, Tim mengambil kasus digitalisasi pasar buah grosir di Chongqing. Sementara, di Indonesia, kasus yang diangkat adalah proses digitalisasi keuangan LinkAja.

Pada bagian keenam, Tim Riset Titipku memaparkan temuan seputar persepsi pelanggan dan pedagang pasar soal digitalisasi pasar.

Di bagian ketujuh, Tim Riset Titipku memberi kesimpulan atas hasil riset dan saran terkait tindak lanjut dari hasil riset. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER