Minggu, 24 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Harga Bitcoin Masih Volatil, Terapkan Strategi Dollar Cost Averaging

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pekan lalu, Harga Bitcoin (BTC) sempat naik dari US$ 27.500 ke US$ 28.300. Kenaikan beberapa saat setelah pengumuman Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) pada 10 Mei 2023.

BTC merespons positif penurunan inflasi AS sebesar 0,1% dari 5% pada Maret menjadi 4,9% pada bulan April 2023. 

Namun, turunnya inflasi AS masih jauh dari target The Fed. Fed menargetkan penurunan hingga 2%, sehingga Bank Sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga jika inflasi tetap tinggi.

Pernyataan The Fed ini kembali menyebabkan tekanan terhadap Bitcoin selama akhir pekan lalu di kisaran US$25.850

Pada Selasa (16/5) pagi ini pukul 08.00 WIB, BTC bergerak di kisaran US$ 27.200 naik tipis 0,13% dalam 24 jam terakhir. Total market cap pasar aset kripto juga menguat sebesar 1,31% menjadi US$1.13 triliun. 

Ajaib Kripto memperkirakan pergerakan harga Bitcoin pekan ini berpotensi kembali menguji level resistance di US$27.800.

Jika BTC mampu breakout maka BTC berpotensi lanjut menguat ke dynamic resistance MA-20 di kisaran US$28.150.

“Sebaliknya jika gagal menembus resistance, BTC akan kembali turun ke US$26.600 di atas US$26.600,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, Selasa (16/5)

Adapun sentimen positif pergerakan harga BTC pekan ini didorong oleh kemajuan pembicaraan plafon utang AS.

Baca juga: Harga Capai Rekor Tertinggi, Transaksi Bitcoin di Ajaib Kripto Melonjak 600%

Parlemen AS diperkirakan memecahkan kebuntuan saat ini dan mencapai kesepakatan untuk menaikkan anggaran Federal Reserve. Hal ini memicu optimisme di pasar, AS tidak akan gagal membayar utangnya.

Terakhir kali pagu utang AS berada pada tingkat yang genting adalah pada tahun 2011. Pada saat itu, AS memutuskan menaikkan plafon utang dan mencetak lebih banyak uang untuk menghindari default atau gagal bayar.

Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan default dapat terjadi paling cepat 1 Juni jika plafon utang tidak dinaikkan. Pernyataan tersebut telah menimbulkan banyak kekhawatiran di pasar pada pekan lalu.

Selain itu, dalam pekan ini investor juga akan mencermati pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell pada hari Jumat (19/5) untuk mencari petunjuk tentang potensi perubahan suku bunga selanjutnya. 

Saat ini, investor bisa menerapkan strategi Dollar Cost Averaging untuk mengantisipasi volatilitas yang terjadi di pasar aset kripto di tengah guncangan ekonomi AS.

Dollar Cost Averaging adalah salah satu strategi investasi dengan metode sederhana yang memungkinkan investor berinvestasi secara rutin dalam periode tertentu.

Strategi investasi ini akan memudahkan investor agar disiplin mengalokasikan dana investasi setiap periode tertentu secara rutin tanpa melihat pergerakan harga aset tersebut.

Sedangkan bagi trader aset kripto, diharapkan untuk disiplin menerapkan dan memanfaatkan fitur Take Profit dan Stop Loss di Ajaib Kripto.

Itu guna mengamankan potensi keuntungan dan meminimalisir potensi kerugian saat trading pada instrumen aset kripto. (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER