FinTechnesia.com | PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dan FPT IS Company Limited smi menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendirikan joint venture, PT FPT Metrodata Indonesia (FMI). Bergabungnya kedua perusahaan besar ini sebagai bentuk strategi menangkap peluang pasar baru. Kerjasama ini fokus pada investasi dalam R&D, pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.
Indonesia, salah satu ekonomi digital yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara, diperkirakan akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada tahun 2030. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 360 miliar pada tahun 2030. Naik dari $110 miliar pada tahun 2025.
Pada fase awal, FMI akan fokus pada pengembangan layanan keamanan siber. Diikuti layanan kecerdasan buatan (AI) dan layanan cloud GPU, serta pengembangan perangkat lunak. Perusahaan patungan ini bertujuan memimpin layanan keamanan siber dan transformasi AI di Indonesia. Dengan target run-rate bisnis sebesar US$ 100 juta dalam lima tahun ke depan.
Baca juga : Metrodata Bagikan Dividen Tertinggi Sepanjang Sejarah, Rp 257,8 Miliar dengan Payout Ratio 39,6%
Tran Dang Hoa, Chairman FPT IS menyatakan, FPT telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memposisikan produk dan layanan i guna menangkap peluang transformasi AI di pasar global. “Kami telah mendapatkan kepercayaan dari pelanggan di seluruh dunia dan mencapai pendapatan ekspor perangkat lunak sebesar US$ 1 miliar dari pasar internasional,” kata Tran, dalam rilis ke FinTechnesia, awal pekan ini.
FPT telah mengidentifikasi AI sebagai strategi pengembangan utamanya. Usaha patungan ini akan menciptakan peluang dan keuntungan bagi kami untuk mewujudkan strategi ini.
“Kerjasama usaha patungan dengan FPT membuka kemungkinan baru, mengakselerasi, dan memperkuat kepemimpinan Metrodata dalam mendorong transformasi AI di Indonesia,” kata Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk. (kai)