Sementara itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes. Pol. Budi Sartono mengatakan, hasil kolaborasi terlihat dari banyaknya pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba. Dan banyaknya informasi atau laporan yang masuk dari masyarakat. “Kami melihat Qlue terbukti memberikan dampak sosial yang cukup besar. Khususnya dalam mendukung terciptanya pelayanan publik yang baik di DKI Jakarta,” kata Budi.
Budi mengatakan, laporan mengenai penyalahgunaan narkoba di wilayah Jakarta Selatan melesat 80%, dari 2017 ke 2018. Sementara itu jumlah laporan di tahun 2018 ke 2019 juga naik 40%, terutama melalui kanal Qlue.
Ia berharap, masyarakat terus bisa berpartisipasi melaporkan dugaan penyalahgunaan narkoba di lingkungan mereka. “Saya berharap seluruh Polres mengadopsi aplikasi Qlue. Sehingga pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba tidak di Jakarta Selatan saja, tapi juga di seluruh Jakarta,” imbuh Budi.
Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung mengatakan, “Qlue salah satu bentuk upaya menegakkan UU No.25 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Polres Jakarta Selatan menyediakan wadah bagi masyarakat untuk memberikan informasi mengenai dugaan penyalahgunaan narkoba dengan mudah. “Kami berharap kolaborasi ini bisa menjadikan masyarakat sebagai mata dan telinga polisi,” ujar Vivick.