Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Indonesia Menjadi Pengguna Terbesar E-Commerce di Asia Tenggara

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Tim riset Bank DBS Indonesia melakukan survei kepada lebih dari 500 responden di Pulau Jawa. Survei itu bertajuk Indonesia Consumption Basket.

Berdasarkan rilis DBS Rabu (30/12) hasil survei menunjukkan, pelanggan e-commerce di Indonesia naik menjadi 66% setelah pandemi. Ini dampak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sejak tahun 2019 lalu, sebanyak 90% pengguna internet Indonesia melakukan pembelian di e-commerce. Fakta ini menjadikan Indonesia menempati peringkat satu di Asia Tenggara sebagai pengguna e-commerce terbesar.

Masih berdasarkan hasil survei yang sama, kegiatan belanja online naik sebanyak 14%. Sedangkan belanja di pusat perbelanjaan turun 24% sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Sebelum pandemi, sebanyak 72% responden survei memilih belanja di toko dibandingkan online.

Berdasarkan laporan dari Redseer, Gross Marketing Value (GMV) e-commerce Indonesia meningkat di kuartal kedua tahun ini, mencapai US$ 10 miliar. Masyarakat berganti ke platform daring belanja produk kebutuhan sehari-hari. Seperti kesehatan dan perawatan, bahan makanan, dan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG). Pembelian kebutuhan sehari-hari online mengakibatkan kegiatan belanja ke pasar tradisional menurun drastis menjadi 30% dari sebelumnya sebanyak 52%. 

Beberapa responden yang memilih berbelanja di situs web perusahaan dan media sosial naik tipis selama pandemi, masing-masing menjadi 6% dan 3%. Dengan demikian, perusahaan kini tidak dapat mengabaikan persaingan yang datang dari online. Survei DBS Indonesia menyarankan perusahaan mempercepat strategi omni-channel atau memulai kemitraan dengan platform e-commerce yang mapan. 

Selain menguntungkan para perusahaan besar yang berjualan melalui e-commerce, minat tinggi berbelanja online juga mempengaruhi pertumbuhan UMKM dan pengusaha mikro. Membeli produk milik UMKM melalui e-commerce dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjaga keberlangsungan ekonomi sekaligus menjaga jarak di tengah pandemi. “Pelaku usaha dan UMKM yang terhubung dengan platform online dapat bertahan bahkan tumbuh di tengah pandemi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

Meskipun peminat belanja e-commerce naik secara tajam selama pandemi, e-commerce Indonesia ternyata sudah berkembang pesat bahkan unggul di kawasan Asia Tenggara sebelum Covid-19 mewabah serta menjadi salah satu pendorong utama ekonomi nasional.

Nilai GMV dari e-commerce di Indonesia mencapai US$ 21 miliar di tahun 2019. Dan diprediksi meningkat hingga US# 40 miliar pada tahun 2022. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER