Senin, 15 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Jelang Merger, Aset BNI Syariah Tumbuh 19,5% Mencapai Rp 52,39 triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Menjelang merger dengan sesama anak usaha bank syariah BUMN, sampai triwulan III 2020, BNI Syariah mencatat kinerja positif. Didukung pencapaian dana pihak ketiga (DPK) Rp 45,65 triliun. Naik 21,76% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp37,49 triliun.

Kenaikan DPK tersebut berkontribusi terhadap total aset BNI Syariah yang mencapai Rp 52,39 triliun sampai triwulan III 2020. Naik sebesar 19,3% yoy, yaitu Rp 43,92 triliun.

Dalam rilis Jumat (6/11), Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, pertumbuhan DPK ini didorong pertumbuhan dana murah (CASA) bentuk giro dan tabungan. Rasio CASA BNI Syariah pada triwulan III tahun 2020 sebesar 65,15%, naik dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar 61,95%.

Pertumbuhan dana murah BNI Syariah didukung oleh transaksi mobile banking  sampai triwulan III tahun 2020 sebanyak 33,8 juta transaksi. Naik sebesar 119% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu 15,4 juta transaksi.

Sedangkan jumlah transaksi e-banking BNI Syariah dari BNI Mobile Banking, BNI SMS Banking, dan BNI Internet Banking meningkat 108% yoy menjadi 36,1 juta hingga triwulan III 2020. 

Pada tahun ini, BNI Syariah mempunyai beberapa strategi untuk meningkatkan DPK. Di antaranya optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan digital banking Hasanah Mobile. Lalu kerjasama layanan payroll dan cash management, pemanfaatan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Juga memaksimalkan potensi tindak lanjut implementasi Qanun Layanan Keuangan Syariah (LKS) Aceh. Serta optimalisasi ekosistem halal melalui kegiatan Pelatihan Manajemen Masjid maupun kerjasama dengan instansi pendidikan atau pesantren.

Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah mencatat realisasi pembiayaan Rp 32,28 triliun. Segmen konsumer berkontribusi Rp16,4 triliun menyumbang 50,8%, diikuti segmen komersial sebesar Rp 7,74 triliun (23,97%), segmen kecil dan menengah Rp 6,18 triliun (19,15%). (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER