Selasa, 26 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Kolaborasi Saling Menguntungkan Antara Perusahaan Besar dan Start Up

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Saat ini banyak perusahaan konvensional menggandeng dan berbisnis di perusahaan rintisan alias start up. Sebut saja Bank Central Asia (BCA) melalui Central Capital Ventura (SYNRGY Accelerator), Astra Internasional, Bank OCBC NISP melalui OCBC NISP Ventura dan Bank CIMB Niaga bersama Genesis Alternatives Ventures.

Sedangkan BUMN yang melakukan investasi di perusahaan rintisan di antaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui BRI Ventura Investama. Lalu Bank Mandiri melalui Mandiri Capital Indonesia dan PT Telkom Indonesia Tbk melalui MDI Venture.

Advisor Mandiri Capital Indonesia, Alamanda Shantika Santoso mengemukakan, banyak manfaat ketika Bank Mandiri memutuskan masuk dan berinvestasi di perusahaan rintisan. Selain memperkuat lini bisnis juga mempercepat transformasi digital.

Perusahaan konvensional dan digital mempunyai value masing-masing dan transformasi digital tak sekadar menciptakan aplikasi. “Mereka harus mengubah model bisnis, kapabilitas serta kapasitas SDM,” kata Alamanda, yang juga Presiden Direktur Binar Academy, Senin (21/9).

Jika perusahaan konvensional sudah terlalu besar, sulit melakukan transforasi digital. Dengan berinvestasi dan berkolaborasi di start up mempermudah serta mempercepat digital transformasi di perusahaan tersebut.

Sebut saja saat Mandiri Sekuritas ingin menjual obligasi ritel, bisa menggunakan platform fintech peer to peer lending KoinWorks untuk penjualan. “Atau AXA Mandiri dapat menjual asuransi melalui Amartha,” terang Alamanda. Contoh lain, saat belum memiliki robo advisors investment Bank Mandiri tersebut dapat berkolaborasi dengan start up mengembangkan teknologi tersebut.

Di sisi lain, start up binaan bank Mandiri dapat memanfaatkan channel Bank Mandiri. Jadi, kolaborasi Bank Mandiri dan start up saling menguntungkan. “Lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu ketika perusahaan konvensional masih berkelahi dengan perusahaan start up,” ujar Alamanda.

Mandiri Capital menyasar start up early stage dan Series A, B, C. yang tidak membutuhkan dana besar. Alamanda menyebut, masuk ke early stage seperti gambling. Tapi Mandiri Capital memandang, risiko Series B atau C lebih kecil.

Secara teoritis early stage hingga Series C memiliki potensi gain 10 kali lipat. “Namun bagi investor yang ingin berinvestasi di perusahaan kelas decacorn, membutuhkan dana sangat besar. Namun risiko lebih dapat di-manage, karena bisnisnya sudah jelas,” terang Alamanda (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER