Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pencadangan Meningkat, Laba Bersih BCA Turun Tipis, Jadi Rp 20 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Central Asia (BCA) melaporkan, kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama tahun 2020 mencatatkan laba bersih Rp 20 triliun. Turun 4,2% dibandingkan Rp 20,9 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Salah satu penyebab, meningkatnya biaya pencadangan.

Di tengah pandemi dan sejumlah tantangan ekonomi, BCA mencatat pertumbuhan positif laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) sebesar13,5% yoy menjadi Rp 33,8 triliun. Permintaan kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. Akhir September 2020, total kredit BCA tercatat Rp 581,9 triliun, turun 0,6% yoy.

BCA membantu nasabah dalam merestrukturisasi kredit sejak awal pandemi. Sampai pertengahan Oktober 2020, BCA memproses Rp107,9 triliun pengajuan restrukturisasi kredit atau sekitar 19% dari total kredit. Berasal dari90.000 nasabah.

Total kredit yang direstrukturisasi pada akhir 30 September 2020 sebesarRp 90,7 triliun, atau 16% dari total kredit pada semua segmen. “Kami sangat bersyukur atas program relaksasi regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan,” tutur Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, Senin (26/10).

BCA menghasilkan total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 14,3% yoy menjadi Rp 780,7 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut telah mendukung pertumbuhan total aset BCA dan menembus Rp 1003, 6 triliun. Meningkat 12,3% yoy.

PPOP meningkat sebesar Rp4,0 triliun atau 13,5% menjadi Rp33,8 triliun dan dapat menjadi penyangga atas meningkatnya biaya pencadangan. BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau 160,6% yoy.

Rasio keuangan BCA berada pada kondisi yang tetap kokoh. Rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24,7% pada September 2020, lebih tinggi dari ketetapan regulator. Dan rasio LDR yang sehat sebesar 69,6%. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga pada level 1,9% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,6%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 3,4% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 16,9% pada sembilan bulan pertama tahun 2020. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER