FinTechnesia.com | Pertumbuhan kredit perbankan pada November 2020 mengalami kontraksi sebesar -1,4% year over year (yoy). Nilai total kredit pada November 2020 tercatat Rp 5.447,5 triliun. Pertumbuhan kredit terus melemah sejak Maret 2020. Dan terus turun sejak Oktober 2020 sebesar -0,5% yoy.
Pertumbuhan kredit negatif secara yoy pada Oktober 2020 tersebut merupakan pertama kali sejak April 2002. Secara year to date (ytd), pertumbuhan kredit pada November 2020 sudah terkontraksi 3%. Turun lebih dalam dibandingkan pada Oktober 2020 yang sebesar 2,4% ytd.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor utama lapangan usaha (LU) cenderung menurun. Pada November 2020, penyaluran kredit ke sektor Perdagangan Besar dan Eceran (24% dari total kredit LU) turun sebesar -5,8% yoy (-7,0% ytd). Dan ke sektor Industri Pengolahan (22,5% dari total kredit LU) terkontraksi
2,5% yoy (-5,4% ytd).
Untuk kredit konsumsi, kredit pemilikan kendaraan bermotor pada November 2020 anjlok sebesar 23,1% yoy (-23,0% ytd). Sementara kredit untuk pemilikan rumah tinggal tumbuh positif sebesar 3,7% yoy (2,8% ytd).
Berbarengan dengan lesunya kredit, kualitas kredit memburuk. Non performing loan (NPL) per November 2020 tercatat 3,18%. Memburuk ketimbang Oktober 2020 yang sebesar 3,15%.
Pertumbuhan kredit perbankan tahun 2021 akan lebih baik. Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan kredit perbankan nasional tumbuh sebesar 5% tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Keberhasilan program vaksinasi yang sudah mulai berjalan menjadi game changer bagi akselerasi
pemulihan ekonomi ke depan.
“Namun kami memandang ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 masih cukup besar. Terutama laju peningkatan kasus masih tinggi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja pertumbuhan dan kualitas kredit perbankan ke depan,” tulis Office of Chief Economist Bank Mandiri, Senin (1/2). (mrz)