FinTechnesia.com | PT Pegadaian (Persero) menerbitkan obligasi dan surat utang berbasis syariah (sukuk) dengan nilai Rp3,25 triliun. Masa penawaran umum pada 16-17 September 2020.
Penerbitan obligasi dan sukuk ini untuk memperkuat struktur modal kerja perusahaan. Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto mengatakan obligasi dan sukuk itu melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB), tahap III tahun 2020.
“Penerbitan ini adalah bentuk Obligasi Berkelanjutan IV Pegadaian Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok Rp 2,42 triliun. Dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pegadaian Tahap III Tahun 2020 Rp 835 miliar,” ujar Kuswiyoto, Jumat (18/9).
Penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan IV Pegadaian dengan total nilai Rp7,8 triliun. Sedangkan sukuk bagian dari Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pegadaian sebesar Rp 2,2 triliun.
Obligasi Pegadaian, terbagi atas dua seri yaitu Seri A dengan jumlah pokok Rp 1,29 triliun dan tingkat bunga tetap sebesar 5,5% pertahun dalam jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Sedangkan Seri B dengan jumlah pokok Rp 1,12 triliun dan bunga tetap sebesar 6,45% pertahun dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.
Sedangkan sukuk yang terbitkan akan dibagi menjadi dua seri yaitu Seri A dengan jumlah pokok Rp 704 miliar dengan bagi hasil setara 5,5% per tahun dan jangka waktu 370 hari. Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp131 miliar dengan bagi hasil setara 6,45% dan jangka waktu 3 tahun.
Pada tahap pertama dan kedua, Pegadaian telah menerbitkan obligasi sebesar Rp1,9 triliun dan sukuk sebesar Rp600 miliar. “Dengan demikian selama tahun 2020 ini perusahaan telah menerbitkan obligasi dan sukuk sebesar Rp 5,75 triliun,” lanjut Kuswiyoto.
Pegadaian menunjuk lima penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk. Lima underwriter tersebut adalah Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas. Adapun Bank Mega sebagai wali amanat obligasi. (mrz)