Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Sampoerna Ritel Community Dorong Produktivitas serta Kemandirian UMKM

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung penggerak perekonomian. Untuk itu, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) senantiasa berperan aktif meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM. Termasuk toko kelontong yang tergabung di dalam Sampoerna Retail Community (SRC).

Diluncurkan pada tahun 2008, saat ini SRC telah merangkul lebih dari 130.000 pemilik toko kelontong di 34 provinsi. Sampoerna memberikan pendampingan kepada pemilik toko kelontong SRC. Terkait manajemen bisnis dan rantai suplai, strategi pemasaran, pelatihan tentang pemanfaatan platform online seperti media sosial dan e-commerce, peningkatan literasi digital, hingga cara membina relasi yang baik dengan pelanggan. Ketika pandemi merebak, dukungan Sampoerna menjadi semakin relevan.

Terutama dalam hal pemanfaatan teknologi serta platform digital untuk tetap produktif dan bertahan. Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing pemilik toko kelontong SRC, Sampoerna mengembangkan aplikasi digital AYO SRC pada tahun 2018. Aplikasi AYO SRC menghubungkan pemilik toko kelontong SRC di seluruh Indonesia dengan mitra penyalur, seperti pedagang grosir, serta juga dengan para konsumen secara online alias business to business to consumer (B2B2C).

Selain itu, ada Pojok Bayar untuk e-payment, AyoKasir untuk membantu manajemen stok barang. Terbaru adalah Pojok Modal. Fitur Pojok Modal karena sebagian besar pemilik toko kelontong SRC belum terhubung (unbanked) atau memiliki akses perbankan yang terbatas. Sementara bantuan finansial sangat krusial bagi mereka.

“Melalui Pojok Modal, kami berupaya memfasilitasi para pemilik toko kelontong SRC dengan institusi permodalan yang kredibel. Mereka bisa memanfaatkan skema paylater untuk menjaga stok barang dan bisnis tetap berjalan,” kata Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, dalam rilis, Rabu (31/3).

Mindaugas menambahkan, berdasarkan riset dari Litbang Kompas, pendapatan pemilik toko kelontong SRC pada 2019 mencapai hampir Rp 70 triliun. Setara dengan 4,1% produk domestik bruto (PDB) ritel. “Antusiasme terhadap SRC juga terjadi pada pelanggan. Hingga Februari 2021, ada lebih dari 939.000 pelanggan telah terdaftar dalam aplikasi AYO SRC. Dalam aspek B2B (business to business), terdapat 80.000 pengguna aktif setiap pekan. Dan tercatat 5,5 juta pemesanan terjadi di dalam platform dengan nilai transaksi lebih dari Rp 9 triliun sepanjang tahun 2020,” tambah Mindaugas.

Kontribusi dan dukungan Sampoerna terhadap UMKM diwujudkan lewat Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), didirikan pada tahun 2007 di Pasuruan, Jawa Timur. Melalui SETC, Sampoerna memberikan pelatihan kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi mengembangkan usaha.

Sejak situasi pandemi berlangsung, SETC berfokus pada kurikulum tentang pemasaran online dan penggunaan media sosial untuk bisnis. Hingga akhir 2020, sebanyak 54.500 pelaku UMKM telah menerima pelatihan dari SETC.

Sampoerna berkomitmek menjangkau dan memberdayakan pelaku UMKM secara berkelanjutan, terutama dengan pengembangan kapasitas di bidang digital dan pemanfaatan teknologi untuk membangun bisnis. “Kami percaya bahwa komunitas yang berdaya dan inovatif yang didasarkan pada riset mendalam serta praktik bisnis yang baik, akan menjadi kunci dalam memberikan dampak sosial-ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan di Indonesia,” papar Mindaugas. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER