Selasa, 26 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Strategi UMKM Bertahan di Era Pandemi Bisa dengan Cara Ini

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Survei LPEM UI dan UNDP di tahun 2020 menyatakan, lebih dari 88% usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan margin keuntungan selama pandemi hingga Agustus 2020.

Kabar baiknya, UMKM Indonesia sangat berpeluang rebound dari dampak pandemi. Faktor pendukung pemulihan tersebut antara lain intervensi pemerintah dalam kesehatan dan fiskal. Ekonom Universitas Indonesia dan Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 4% hingga 6% pada tahun 2021.

“Intervensi kesehatan seperti vaksinasi mempercepat pemulihan konsumsi serta mengembalikan potensi investasi. Intervensi fiskal dengan menambah stimulus hingga dua kali lipat di tahun 2021 akan menggairahkan sektor UMKM” jelas Fithra, Rabu (10/2).

Fithra menyoroti sebagian UMKM yang berhasil bertahan notabene mengandalkan ICT (information, communication, and technology). Adopsi teknologi ini bisa jadi focal point untuk mendongkrak transaksi bahkan hingga ratusan persen.

Banyaknya pelaku UMKM Indonesia yang sigap mengadopsi teknologi untuk bertahan juga dikonfirmasi oleh CEO Qasir Michael Williem. 

Perusahaan melihat langsung beberapa pelaku UMKM berjuang mempertahankan usaha, melakukan perubahan bisnis, bahkan harus sampai gulung tikar. Sebagai perusahaan penyedia platform point of sales (POS) untuk usahawan nano dan mikro, Qasir mendapati mitra usahawan yang bertahan adalah mereka yang sigap melakukan adaptasi. Baik itu adaptasi atas penerapan protokol kesehatan, juga adaptasi teknologi.

Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing. “Misalnya ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman online, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar terus,“ tutur Michael.

Strategi kedua kemampuan pelaku UMKM untuk menarget kebutuhan baru di era kenormalan baru. Ambil contoh bisnis kuliner. Sebelum pandemi, tipe kuliner yang dijual cukup standar jenisnya.

Saat ini, ada kopi kemasan literan, kue-kue kekinian yang biasanya ada di kafe high-end, sekarang bisa dibeli dengan harga terjangkau. Belum lagi segmen bisnis hobi seperti tanaman hias, kerajinan dan lainnya.

Banyak usaha-usaha baru justru bermunculan di masa pandemi dan menarget generasi milenial yang digital savvy ini sebagai pangsa pasar. “Secara tidak langsung, kemunculan usahawan baru ini juga berdampak positif pada bisnis kami selama tahun 2020 lalu,”  jelas Michael.

Melihat daya tahan dan kreativitas pelaku usaha mikro saat ini, Michael cukup optimistis UMKM Indonesia dapat kembali pulih di tahun 2021. Michael menambahkan, pola strategi bertahan UMKM di tahun ini seharusnya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Beberapa langkah serius antara lain mulai mengusahakan agar bisnis punya status formal dan merapikan pencatatan usaha. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER