Senin, 18 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Penyaluran Kredit Bank Jago Naik 76%, Tapi Beban Pajak Tangguhan Bikin Laba Anjlok

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Jago berupaya bertumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Baik dari sisi pinjaman, dana pihak ketiga (DPK), maupun jumlah nasabah.

Sepanjang 2022, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago tumbuh 76% menjadi Rp 9,43 triliun dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 5,37 triliun.

Pertumbuhan ini berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lain.

Dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur. Dan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada.

Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,8% atau di bawah rata-rata industri perbankan.

“Untuk bertumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif,” jelas Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar. Jumat (17/3).

Bank Jago berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp 8,27 triliun per akhir 2022. Jumlah ini meningkat 125% dari tahun sebelumnya Rp 3,68 triliun.

Baca juga: Kerjasama dengan Gojek Tak Eksklusif, Bank Jago Sampaikan Kinerja dan Rencana

Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 238% dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022.

Pertumbuhan yang signifikan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 69% pada 2022. Meningkat dari 46% pada 2021.

Jumlah nasabah funding mencapai lebih dari 5,1 juta nasabah pada akhir tahun lalu. Naik hampir empat kali lipat dibanding akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.

Sepanjang tahun lalu Bank Jago melakukan inovasi dan kolaborasi baru. Seperti peluncuran aplikasi Jago Syariah dan integrasi aplikasi Jago dengan aplikasi untuk mitra usaha GoFood, yaitu GoBiz.

“Tahun ini kami akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru,” lanjut Kharim.

Pada akhir Desember 2022 Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 20 miliar. Naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9 miliar.

Per akhir Desember 2022 aset Bank Jago mencapai Rp 16,97 triliun atau tumbuh 38% dari Rp 12,31 pada akhir Desember 2021.

Tahun 2022 Bank Jago menanggung beban pajak tangguhan Rp 4,5 miliar.

Sedangkan tahun 2021 justru meraih pendapatan pajak tangguhan senilai Rp 76,89 miliar. Akibatnya, laba tahun berjalan anjlok 81,5%, sisa Rp 15,91 miliar. (alo)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER