Sabtu, 27 Juli 2024
FINTECHNESIA.COM |

Awas, Hacker Mengincar Data dan Dana Nasabah Bank, Begini Kata Bankir dan PPATK

BACA JUGA


FinTechnesia.com | Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) tahun 2020, estimasi kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber yang dialami sektor jasa keuangan secara global mencapai US$ 100 miliar. Jumlah itu lebih dari Rp 1.433 triliun.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun yang sama memprediksi bahwa jumlah pencucian uang mencapai nilai Rp29.000 triliun setiap tahun. 

Salah satu modus penipuan yang kerap didapati adalah social engineering. Seorang hacker memanipulasi korbannya untuk memberikan kata sandi atau informasi bank. Bahkan secara diam-diam memasang (install) perangkat lunak berbahaya di komputer korban untuk mendapatkan kendali atas perangkat tersebut. Setelah mendapatkan akses, hacker akan mengambil mencuri identitas korban hingga menguras tabungan.  

Memahami tantangan tersebut, Bank DBS Indonesia mengadakan seminar Financial Crime Seminar 2024 yang bertema “Menavigasi Risiko Kejahatan Keuangan di Sektor Perbankan”.

Baca juga : Masa Negosiasi Berakhir, Hacker Lockbit Klaim Sebar Data BSI di Darkweb

Pada acara ini, Tenaga Ahli Kepala Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuanga (PPATK) Judith L.R. Panggabean memaparkan, dari seluruh Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) Proaktif pada Februari 2021-Maret 2024, 45% merupakan kasus penipuan. Dan 5% berasal dari transaksi perbankan.

Laporan ini bermula dari red flag–sebuah penanda apabila ditemukan transaksi atau aktivitas yang tidak wajar–yang ditemukan dalam proses identifikasi, verifikasi, dan pemantauan transaksi. Red flag kemudian dianalisis dan dilaporkan ke PPATK dalam bentuk LTKM.

Perbankan memainkan peran krusial dalam menjadi garda terdepan untuk mengatasi kejahatan keuangan.

Pada acara yang sama, Bank DBS Indonesia meluncurkan ‘Behind The Scam’, sebuah IG series bergaya Korea yang menceritakan sosok-sosok unik yang membongkar berbagai modus penipuan di sekitar kita pada tiap episodenya. Melalui konten edukatif ini, Bank DBS Indonesia berusaha mengungkap strategi rumit yang digunakan para penipu dan menyajikannya secara sederhana dan mudah dimengerti. 

Presiden Direktur Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong menyampaikan, Bank DBS Indonesia berkomitmen senantiasa menjaga kepercayaan nasabah, termasuk soal keamanan bertransaksi.

“Kami menerapkan berbagai teknologi untuk memastikan adanya lingkungan perbankan digital yang aman, termasuk menghadirkan ‘Behind The Scam’ untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan beragam kejahatan keuangan di sekitar kita,” papar Lim, Jumat (7/6). (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER