Selasa, 30 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Masih Pandemi, Laba Bank Sampoerna Masih Meningkat Menjadi Rp 46,9 Miliar

BACA JUGA




FinTechnesia.com | PT Bank Sahabat Sampoerna tetap mempertahankan kinerja yang solid di masa pandemi. Ditopang layanan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pada akhir 2020, tidak kurang dari 16.000 UMKM menerima pinjaman dari Bank Sampoerna. Bank Sampoerna membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 8,2 triliun, meningkat 4,2% (yoy) dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp 7,8 triliun.

Total laba bersih pada akhir tahun 2020 tercatat sebesar Rp 46,9 miliar. Meningkat dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,5 miliar.

Bank Sampoerna mencatat kenaikan aset per 31 Desember 2020 sekitar 7,9% (yoy) menjadi sebesar Rp 12,4 triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 11,5 triliun.

Kenaikan aset ditopang penyaluran kredit ke segmen UMKM sebesar Rp 4,2 triliun. Lalu kredit korporasi sebesar Rp 1,6 triliun, serta kredit konsumer sebesar Rp 2,4 triliun. Total DPK hingga 31 Desember 2020 Rp 10,4 triliun. Naik 7,6% (yoy) dari DPK tahun sebelumnya sebesar Rp 9,7 trilun.

Tantangan di tahun 2020 antara lain terefleksikan dalam pendapatan usaha yang tercatat sedikit menurun sebesar 1,7% (yoy) menjadi Rp 690,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 701,7 miliar. Bank Sampoerna
mengalokasikan dana pencadangan sebesar 124,1% dari kredit bermasalah pada tahun 2020.

Rasio dana pencadangan terhadap kredit bermasalah ini naik 55,5% dari rasio yang sama pada akhir tahun 2019 sebesar 68,6%. Lebih jauh, kualitas kredit tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (gross NPL) pada tingkat 2,8%. Turun dari tahun sebelumnya pada tingkat 4,3%.

Kondisi dan kinerja keuangan Bank yang kuat juga tercermin dalam rasio kecukupan modal (CAR) di level 19,1%. Lalu LDR di tingkat 78,4%.

“Kami yakin dapat mempertahankan kinerja pada tahun ini Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintahmengeluarkan beragam kebijakan yang memungkinkan institusi perbankan terus mendukung kebutuhan pembiayaan para pengusaha UMKM sehingga mereka dapat merealisasikan kreativitas dan menjaga produktivitas di masa pandemi Covid-19 ini,” ujar Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah, Kamis (22/4).

Bank Sampoerna juga telah menyesuaikan ketentuan PSAK 71 sejak awal tahun lalu dengan posisi modal inti saat ini sebesar Rp 1,5 triliun. Menurut Ali, pemegang saham berkomitmen meningkatkan modal inti ini, dengan atau tanpa mengundang investor baru, menjadi Rp 2 triliun pada akhir tahun ini.

Bank Sampoerna yang telah bertransformasi secara digital sejak 2014. Dan akan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dan kreditur dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka. , Jumlah transaksi digital terus bertumbuh hingga akhir tahun 2020 mencapai hampir 12 juta transaksi.

Chief Financial Officer (CFO), Bank Sampoerna, Henky Suryaputra mengatakan, perusahaan berkomitmen terus meningkatkan transformasi digital yang telah dijalankan. Di samping layanan internet banking Bank Sampoerna, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, perusahaan juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending. “Seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM, khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),”terang Henky. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER