Kamis, 9 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Telkom Cetak Pendapatan Rp 37,4 Triliun dan Laba Bersih Operasi Rp 6,3 Triliun di Kuartal I 2024

BACA JUGA




FinTechnesia.com | PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 37,4 triliun pada akhir kuartal pertama 2024. Tumbuh 3,7% secara tahunan alias year on year (yoy).

Pendorongnya, pertumbuhan kinerja bisnis data, internet dan IT services sekitar 11,3% yoy menjadi Rp 22,1 triliun. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) emiten berkode saham TLKM ini sekitar Rp19,4 triliun atau tumbuh 2,2% yoy. Margin EBITDA yang stabil di kisaran 51,9%.

Sementara itu, perseroan mencatatkan laba bersih operasi Rp 6,3 triliun atau tumbuh positif 3,1% dengan margin sebesar 16,9%. Hal ini menunjukkan kinerja perseroan yang cukup memuaskan di tengah kondisi industri yang kian menantang.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, awal tahun 2024, TelkomGroup masih fokus pada langkah transformasi. Kinerja perseroan masih berjalan cukup baik, meski kondisi industri penuh tantangan dan gejolak geopolitik global yang memberikan pengaruh besar terhadap kondisi makroekonomi, termasuk kinerja saham Telkom.

“Telkom optimistis apa yang tengah dilakukan saat ini akan memberikan output yang positif untuk keberlanjutan perusahaan di waktu mendatang. Kami akan terus menjalankan bisnis dengan berfokus pada penguatan digital connectivity, digital platform, dan digital service,” papar Ririek, Sabtu (20/4).

Pada segmen mobile, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan positif Rp 28,5 triliun dengan tingkat profitabilitas yang sehat. Hal ini didukung oleh pertumbuhan digital business sebesar Rp 19,7 triliun atau tumbuh 8,6% yoy. Lalu lintas data juga mengalami peningkatan cukup baik sebesar 14,4% YoY menjadi 4.823.809 terabytes (TB).

Jumlah pelangan seluler mencapai 159,7 juta atau tumbuh 5,7% yoy. Sementara pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,9 juta pada akhir Maret 2024. Saat ini Telkomsel memiliki 257.349 base transceiver station (BTS), terdiri dari 207.671 BTS 4G dan 710 BTS 5G.

Baca juga : Akselerasi Ekosistem Digital Lampung, Telkom Komersialkan neuCentrIX Tanjung Karang 

Pada segmen Enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp4,5 triliun dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud, Digital IT services dan cyber security. Termasuk menjalin kerja sama strategis dengan pemain teknologi global.

Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan R p4,8 triliun atau tumbuh 17,8% yoy. Kontribusi dari pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital. Hingga akhir Maret 2024, bisnis data center dan cloud TelkomGroup membukukan pendapatan Rp 449 miliar atau tumbuh 24,6% yoy.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatat pendapatan Rp 2,2 triliun, tumbuh 7,3% yoy. Pendorongnya, pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 9,9% dan 4% yoy dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 83,5% dan 23,6%.

Sepanjang kuartal I/2024, Mitratel menambah sebanyak 121 tower baru sehingga total kepemilikan tower menjadi 38.135 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,46 kali di 2022 menjadi 1,52 kali pada akhir Maret 2024.

Pada akhir Februari 2024, Telkom melalui anak usahanya Telkomsat meluncurkan Satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida. Satelit yang diluncurkan dengan roket Falcon 9 dan telah menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).

Ini merupakan satelit ke-11 sekaligus satelit pertama TelkomGroup yang menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS). Peluncuran Satelit Merah Putih 2 inimendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Setelah inisiatif FMC, perseroan juga mempersiapkan implementasi strategi DCCo. Telkom melalui anak usahanya Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) fokus mengembangkan bisnis Hyperscale Data Center dan Enterprise Data Center, untuk melayani kebutuhan korporasi besar dari berbagai segmen pelanggan.

Sementara itu Edge Data Center yang dimiliki difokuskan untuk mendukung layanan pemerintah lokal, operator telekomunikasi dan provider internet lokal, serta pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia.

Hingga akhir 2024, NeutraDC fokus meningkatkan kapasitas sebesar 18 MW untuk Hyperscale Data Center Cikarang yang ditujukan bagi berbagai segmen pelanggan antara lain hyperscaler, perbankan, dan juga pemerintah.

Perseroan juga memiliki inisiatif InfraCo melalui entitas Telkom Infrastruktur Indonesia yang dibentuk pada akhir 2023 yang fokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan. Tahun ini, Telkom Infrastruktur Indonesia fokus mempersiapkan diri untuk menjalankan aktivitas opersional dalam pengelolaan jaringan end-to-end TelkomGroup.

Dalam kurun tiga bulan pertama 2024, total belanja modal perseroan mencapai Rp5,1 triliun atau 13,6% dari total pendapatan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.

Sejalan dengan implementasi inisiatif FMC, Telkom mengutamakan optimisasi synergy value dari belanja modal terkait jaringan akses, infrastruktur dan sistem IT untuk peningkatan efisiensi.

Anggaran belanja modal tersebut digunakan untuk pembiayaan beberapa inisiatif strategis TelkomGroup meliputi pembangunan BTS 4G dan 5G, pembuatan Satelit Merah Putih 2 yang saat ini berada di orbit 113 BT, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, serta pembangunan Hyperscale Data Center di Cikarang dan Batam. (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER