Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Di Tengah Pandemi, Laba Telkom di 2020 Masih Tumbuh 0,7% Menjadi Rp 136,46 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Di tengah pandemi, PT Telkom Indonesia Tbk mencatat kinerja baik. Dengan membukukan pertumbuhan yang positif dari sisi pendapatan, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi).

Laba bersih selama tahun 2020 Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 136,46 trilliun. Tumbuh sebesar 0,7% dibanding tahun 2019.

EBITDA tahun 2020 tercatat Rp 72,08 triliun dengan laba bersih Rp 20,8 triliun. Masing-masiing tumbuh double digit sebesar 11,2% dan 11,5%. Hal ini memberikan sinyal optimisme, digitalisasi mampu menjadi motor penggerak penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang. Sama halnya dengan sektor bisnislain, industri telekomunikasi merasakan dampak yang cukup besar dengan adanya pandemi.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat. Dengan tingkat adopsi digital masyarakat meningkat signifikan.

“Kami berkomitmen terus hadir memberikan kemudahan masyarakat yang dikarenakan pandemi harus melaksanakan beragam aktivitas secara digital dari rumah termasuk untuk bekerja dan belajar,” ujar Ririek, Kamis (29/4).

Pandemi Covid-19 mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar akan akses internet di rumah. Telkom berupaya memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat sepanjang tahun 2020 dengan melayani penambahan pelanggan IndiHome lebih dari 1,01 juta.

Sehingga pada akhir 2020 jumlah pelanggan IndiHome mencapai 8,02 juta pelanggan atau tumbuh 14,5% jika dibanding akhir 2019. Kondisi ini berdampak positif bagi perusahaan di mana IndiHome mencatat kenaikan pendapatan ssebesar 21,2% menjadi Rp22,2 Triliun financing tahun lalu.

Untuk segmen Mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik datacukup besar hingga 43,8% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 9.428 petabyte. Hal ini tidak lepas dari kontribusi dari 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat 115,9 juta pelanggan. Meningkat 5,2% dibanding tahun lalu.

Sepanjang 2020, pendapatan digital business Telkomsel tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan digital business. Kontribusi pendapatan dari digital business meningkat menjadi 71,6% dari total pendapatan Telkomsel. Dari 63,9% pada tahun sebelumnya.

Pada 2020, Telkomsel membangun 27.700 base tranceiver station (BTS) 4G LTE baru. Sehingga sampai akhir Tahun 2020, Telkomsel telah memiliki total BTS lebih dari 231.000unit dengan 78% di antaranya adalah BTS 3G/4G.

Pada segmen Enterprise, membukukan pendapatan tahun 2020 sebesar Rp17,7 triliun. Bahkan pada kuartal empat 2020 sendiri, pendapatan segmen Enterprise mencapai Rp 6,3 triliun, tumbuh 67,9% dibanding kuartal tiga 2020. Pencapaian ini dikontribusi oleh pendapatan dari data center & cloud, application services, dan enterprise broadband.

Selanjutnya, segmen Wholesale & International Business yang merupakan enabler strategis seluruh segmen bisnis TelkomGroup, menunjukkan kinerja yang baik. Dengan peningkatan pendapatan sebesar 27,3% YoY menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan inisiatif inorganik.

Saat ini perseroan tengah mempersiapkan rencana unlocking value Mitratel demi meningkatkan valuasi dan memperkuat portofolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup. Pada segmen ini perseroan juga terus mengembangkan inisiatif neuCentrIX dalam melayani market wholesale industri telekomunikasi dan ekosistem digital. Melalui penyediaan layanan data center yang terintegrasi dengan infrastruktur backbone yang memiliki coverage terluas dan berdaya saing global.

Telkom mendukung pengembangan khususnya pada lima ekosistem. Yakni UMKM, pendidikan, kesehatan, logistik, dan agrikultur.

Total belanja modal pada tahun 2020 tercatat Rp 29,4 triliun atau 21,6% dari total pendapatan. Penyerapan belanja modal di tahun 2020 lebih kecil daripada rencana proyeksi dikarenakan pandemi yang mengakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Belanja modal digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya dalam rangka meningkatkan kapabilitas digital. Yakni jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut serta menara telekomunikasi dan data center. Dalam rangka mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6% dari belanja Capex dan 92% dari belanja Opex pada tahun 2020.

“Kami meyakini dengan digitalisasi, bersama-sama kita mampu menghadapi pandemi dan menjadikan Indonesia lebih baik,” tutup Ririek. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER