Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

DBS Indonesia Bagikan Cara Kelola Minyak Jelantah

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Konsumsi minyak goreng sawit menghasilkan limbah minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah. Apabila tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat memicu sejumlah dampak negatif bagi lingkungan.

Seperti penyumbatan saluran air (drainase) yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri. Minyak akan mengalir ke sungai, berakhir di laut, dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air.

Jika minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah. Sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.

Maka, Bank DBS Indonesia berkolaborasi bersama wirausaha sosial Beli Jelantah. Berikut ini adalah beberapa cara mengelola minyak jelantah, termasuk kolaborasi Bank DBS Indonesia bersama Beli Jelantah.

  1. Menyulap menjadi sabun batangan
    Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan. Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin. Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental. Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
  2. Memanfaatkan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi.
    Langkah pertama menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari. Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan.
  3. Menyumbangkannya ke pihak yang tepat
    Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel. Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per liter. Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah.

Pada 2020, lebih dari 525.000 liter potensi minyak jelantah terbuang setiap bulan di Jakarta. Beli Jelantah mengumpulkan lebih dari 180.000 liter minyak jelantah.

Jelantah itu dari ratusan hotel, restoran, dan industri makanan, serta dari ribuan masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. “Selanjutnya diberikan kepada perusahaan biodiesel mitra yang bersertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC),” kata CEO Beli Jelantah, Faris Razanah Zharfan, Rabu (17/11).

Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation senantiasa mendukung tumbuh kembang wirausaha sosial di Indonesia. Salah satunya melalui kerja sama dengan Beli Jelantah.

DBS memotivasi karyawan turut mendukung Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mengumpulkan minyak jelantah dari produksi rumah tangga masing-masing. selanjutnya dibeli dan diberikan kepada perusahaan biodiesel oleh tim Beli Jelantah.

“Hal ini selaras dengan misi kami untuk Recycle more, Waste less dengan mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi mengurangi sampah di Indonesia dimulai dari hal yang sederhana,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, Mona Monika. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER