FinTechnesia.com | Memperluas solusi pembiayaan, Grup Modalku ekspansi ke industri multifinance. Caranya, dengan akuisisi PT Buana Sejahtera Multidana yang merupakan perusahaan yang berfokus pada pembiayaan multiguna sejak tahun 2012.
Setelah resmi proses akuisisi, PT Buana Sejahtera Multidana berubah nama menjadi PT Modalku Finansial Indonesia atau Modalku Finance. Perubahan pada nama perusahaan diikuti perubahan kepemilikan saham.
Grup Modalku menjadi pemegang saham mayoritas, serta perubahan fokus usaha menjadi pembiayaan produktif. Langkah untuk masuk ke industri multifinance merupakan strategi manajemen yang sangat terencana demi mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan mendukung lebih banyak UKM di Indonesia.
Co-Founder Modalku, Reynold Wijaya menyatakan, seiring berjalannya waktu, kebutuhan serta ekspektasi konsumen terhadap akses pendanaan semakin beragam.
Baca juga: Modalku Teken Fasilitas Kredit Rp 737 Miliar dengan HSBC Singapura
“Melalui Modalku Finance, harapannya kami dapat menjangkau aksesibilitas pasar yang lebih luas, dengan menghadirkan berbagai produk yang lebih variatif dengan limit modal usaha yang lebih tinggi, serta opsi pendanaan yang lebih banyak. Seperti dari bank, pinjaman luar negeri, penerbitan surat utang jangka menengah, ataupun obligasi,” terang Reynold.
Presiden Direktur Modalku Finance, Steven Gunawan mengungkapkan, grup usaha Modalku telah sejak lama berangan-angan untuk masuk ke dalam industri multifinance. Modalku sangat berharap hadirnya Modalku Finance dapat menghadirkan solusi pembiayaan dalam sektor produkt.
Seperti pembelian bahan baku, pembiayaan piutang usaha, serta peningkatan kapasitas produksi usaha. “Kriteria UKM yang dapat memanfaatkan pembiayaan yang disediakan adalah UKM yang berbadan hukum (PT/CV) dan aktif menjalankan usaha secara komersial selama dua tahun terakhir,” kata Steven.
Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan. DI antaranya pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi dan pembiayaan multiguna.
ingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp 40,42 triliun. Mengalir kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. (kai)