Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Agar Tetap Sejahtera dan Bahagia Saat Pensiun, Begini Strateginya

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Riset Manulife Investment Management mengungkap, rata-rata 69% masyarakat Indonesia memperkirakan, mereka harus terus bekerja setelah pensiun.

Alasannya beragam. Antara lain demi kesejahteraan pribadi, untuk menghidupi diri sendiri jika terjadi keadaan darurat finansial dan bersiap menghadapi kemungkinan berkurangnya dukungan keluarga ketika mereka pensiun.

Freddy Tedja, Head of Investment SpecialistPT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengatakan, masyarakat kita beranggapan tingkat pengeluaran di masa pensiun akan jauh berkurang.  Memang benar, ada pos-pos pengeluaran yang berkurang atau bahkan terhapus. Tapi ada juga yang justru bertambah dibandingkan dengan saat usia produktif. 

“Pada akhirnya, pengeluaran di masa pensiun akan cenderung sama dengan saat masa produktif, hanya komposisinya saja yang akan berubah secara signifikan,” terang Freddy, pekan lalu.

Di masa pensiun, pos pengeluaran transportasi dan penampilan (baju, sepatu, tas, kosmetika) mungkin akan turun. Namun pos pengeluaran yang terkait dengan rumah, kesehatan, dan hiburan justru cenderung meningkat.

Hal ini sangat wajar. Bertambahnya usia akan meningkatkan risiko munculnya beragam gangguan kesehatan. Sementara itu, meningkatnya waktu ydi rumah akan membuat kita cenderung ingin melakukan perawatan rumah, atau menikmati makanan baru di mal, rekreasi ke luar kota atau luar negeri bersama anak cucu dan keluarga terkasih lainnya.

Mengandalkan biaya pensiun hanya dari program pemerintah (BPJS Ketenagakerjaan) dan perusahaan (DPLK) tidak akan cukup.  Maka, tidak heran jika hingga saat ini dukungan keluarga masih menjadi salah satu sumber pendapatan di masa pensiun.

Dukungan keluarga kepada pensiunan bisa dalam bentuk bantuan keuangan langsung maupun dengan cara tinggal bersama dalam satu rumah dengan keluarga/kerabat yang mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk pensiunan tersebut. 

Baca juga: Wah, Orang Indonesia Tetap Bekerja Setelah Pensiun, Ini Alasannya

Kondisi ketergantungan finansial pensiunan terhadap keluarga inilah yang juga menjadi salah satu kontributor terbentuknya generasi sandwich. Jadi, supaya memiliki masa pensiun yang sejahtera dan mandiri, siapkan keuangan sejak dini dan singkirkan pikiran untuk menggantungkan keuangan di masa depan pada keluarga/kerabat.

Untuk memiliki masa pensiun yang sejahtera, siapkan keuangan sejak dini agar terasa ringan.  Isi pos simpanan pensiun dengan cara menyisihkan minimal 10% dari penghasilan saat ini, atau bahkan lebih besar.

Sisihkan secara disiplin dari penghasilan bulanan, juga dari bonus dan sisa THR.  Biasakanlah gaya hidup, peningkatan pendapatan, tidak selalu harus diikuti dengan pengeluaran yang juga meningkat, tapi justru dialokasikan pada peningkatan investasi.

Jika masa pensiun sudah dekat dan simpanan masa pensiun belum cukup, segera sesuaikan gaya hidup dengan lebih disiplin lagi. Kurangi pengeluaran yang tidak penting, dan turunkan pengeluaran konsumtif seakan-akan kita sudah berada di masa pensiun. 

Menyesuaikan gaya hidup untuk lebih sederhana dan secukupnya membutuhkan komitmen yang kuat dan waktu/proses adaptasi. Semakin cepat beradaptasi, proses persiapan pensiun yang sejahtera akan terasa semakin ringan.

Dana yang telah disisihkan untuk masa pensiun sebaiknya diinvestasikan pada aset yang berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito. Seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, atau reksa dana pasar uang, sesuai dengan jangka waktu investasi (dalam hal ini berapa lama lagi kita akan pensiun) dan juga profil risikoe.

Dngan berinvestasi di reksa dana, kita bisa memanfaatkan potensi kenaikan imbal hasil dari pasar modal Indonesia tanpa repot dan dikelola oleh profesional yang ahli di bidangnya. Dengan begitu, kita dapat lebih siap dalam memenuhi kebutuhan di masa pensiun. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER