Sabtu, 27 Juli 2024
FINTECHNESIA.COM |

Transaksi Kripto Hingga April 2024 Rp 211 triliun, Melampaui Transaksi Sepanjang 2023, Sebesar Rp 149,25 Triliun

BACA JUGA


FinTechnesia.com | Nilai transaksi kripto di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan pada awal tahun 2024. Berdasarkan data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto dari Januari hingga April 2024 mencapai Rp 211 triliun.

Angka tersebut melampaui total nilai transaksi sepanjang tahun 2023 yang tercatat
sebesar Rp 149,25 triliun. Bahkan, bila dibandingkan nilai transaksi kripto pada periode yang sama di tahun 2022 yang mencapai Rp 306,4 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan tren yang sangat positif dan mengindikasikan potensi besar untuk sisa tahun 2024.

Jumlah investor kripto di Indonesia juga mengalami peningkatan pesat, kini telah mencapai 20,16 juta. Peningkatan ini tidak hanya menunjukkan minat yang tinggi dari masyarakat. Juga mencerminkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap aset digital di tengah pasar yang terus berkembang.

Laporan Chainalysis bertajuk Cryptocurrency Gains by Country 2023, menempatkan Indonesia pada peringkat kelima secara global dalam hal keuntungan kripto. Dengan total keuntungan mencapai Rp 16,7 triliun pada tahun 2023.

CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis mengatakan jika tren ini terus berlanjut, ia memprediksi, pasar kripto di Indonesia bisa mencapai nilai transaksi antara Rp700 triliun hingga Rp 800 triliun pada akhir tahun 2024.

Estimasi ini berdasarkan pada pertumbuhan nilai transaksi yang sudah terlihat hingga April 2024 dan ekspektasi keuntungan yang hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, diperkirakan mencapai sekitar Rp 23,61 triliun.

Baca juga : Dahsyat, Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Muncul OKB dan Perhatikan Pajak Kripto

Prospek pasar kripto di tahun 2024 terlihat cukup optimistis. Prediksi pertumbuhan pasar kripto Indonesia mungkin akan mengalami kenaikan bisa lebih atau menyamai nilai transaksi dengan yang pernah ditunjukkan pada 2021. Estimasi total nilai transaksi kripto diperkirakan bisa mencapai Rp 700 triliun- Rp 800 triliun,” jelas Yudho, Kamis (30/5).

Menurut Yudho, ada perubahan perilaku investor kripto di Indonesia pada tahun 2023 dibandingkan dengan 2024. Pada tahun 2023, investor lebih cenderung mempertahankan aset mereka daripada mengkonversi ke uang fiat. Didorong oleh ekspektasi kenaikan harga yang belum mencapai puncak tertinggi sepanjang masa.

Sementara di awal tahun 2024 ini, investor semakin aktif dalam melakukan transaksi, baik dalam membeli maupun menjual aset kripto. Ini menunjukkan kepercayaan yang meningkat terhadap stabilitas dan potensi keuntungan jangka
pendek di pasar kripto.

“Investor kripto di Indonesia mulai menunjukkan pola investasi yang lebih dinamis pada tahun 2024,” ujar Yudho yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI).

Tren positif ini juga didukung oleh beberapa perkembangan penting di pasar global. Persetujuan ETF Bitcoin dan ETF Ethereum spot di Amerika Serikat serta perdagangan BTC dan ETH ETP (exchange-traded products) di Bursa Efek London menandai langkah signifikan dalam adopsi aset kripto oleh institusi keuangan tradisional.

Perubahan sikap regulator global, seperti Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris yang kini lebih terbuka. Berpotensi mendorong lahirnya regulasi yang lebih ramah terhadap aset kripto di berbagai yurisdiksi. Termasuk Indonesia.

Yudho juga melihat, regulasi yang lebih harmonis dan mendukung dapat menjadi
pendorong utama bagi pertumbuhan industri kripto. Dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Hong Kong yang mulai mengatur produk kripto dengan lebih baik, ini membuka jalan bagi pertumbuhan pasar kripto yang lebih inklusif di berbagai negara.

Ini juga harapan dari pelaku industri kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengawasi dan mengatur aset kripto pada awal tahun 2025 mendatang. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER