Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Ekonomi Digital Indonesia Melesat Menjadi US$ 146 Miliar di Tahun 2025

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Laporan SEA e-Conomy tahun ini yang disusun Google, Temasek dan Bain & Company menunjukkan pertumbuhan kuat di semua sektor ekonomi digital Indonesia. Sektor e-commerce yang tumbuh 52% year on year (yoy) masih menjadi pendorong utama.

Dalam laporan tahunan keenam yang berjudul Roaring 20s: The SEA Digital Decade, ekonomi internet Indonesia memiliki gross merchandise value (GMV) senilai US$ 70 miliar pada tahun 2021. Dan diperkirakan naik dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar hingga tahun 2025

Laporan dua tahunan ini menggunakan data Google Trends, insight Temasek dan analisis Bain & Company. Selain informasi dari kalangan industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti perekonomian enam negara di Asia Tenggara. Yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Pada tahun 2021, semua negara yang tercakup dalam laporan ini mengalami pertumbuhan dua digit. Indonesia menyumbang 40% dari total GMV di kawasan ini sebesar US$ 70 miliar.

GMV e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dari US$ 35 miliar pada 2020 menjadi US$ 53 miliar pada 2021. Compound annual growth rate (CAGR) diproyeksikan naik 18% menjadi US$ 104 miliar hingga tahun 2025.

Penambahan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi juga mendorong pertumbuhan yang lebih besar di sektor e-commerce.

“Dengan 72% di antaranya dari wilayah non-kota besar besar,” kata Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, Rabu (17/11).

Volume penelusuran di Google untuk pertanyaan seputar pedagang naik 18 kali lipat sejak 2017. Tertinggi di antara enam negara Asia tenggara,

“Wajar jika e-commerce merupakan segmen ekonomi digital indonesia yang terbesar dan tumbuh paling cepat,” lanjut Randy.

Selain memberikan pandangan 10 tahun ke depan hingga 2030, untuk pertama kalinya, laporan ini juga menyoroti, kawasan ini sedang bergerak menjadi perekonomian digital senilai US$ 1 triliun (dalam GMV).

Dipimpin sektor e-commerce dan toserba online. Pada 2030, Indonesia diperkirakan tumbuh 5 kali lipat menjadi ekonomi digital senilai $330 miliar.

“Indonesia terus menarik perhatian di Asia Tenggara sebagai rumah bagi salah satu ekosistem digital paling dinamis.” kata Willy Chang, Associate Partner di Bain & Company.

Menurutnya, penerapan berkelanjutan dan investasi pada faktor-faktor pendukung utama seperti pembayaran digital, kredit konsumen, termasuk produk buy now pay later (BNPL), dan last mile logistic akan membantu meningkatkan penetrasi digital secara keseluruhan di kalangan konsumen dan UKM.

“Kami berharap meningkatkan investasi kami di berbagai perusahaan digital terbaik di Asia Tenggara. Dan menggunakan modal kami untuk mengatalisasi solusi yang akan menciptakan kemakmuran berkelanjutan bagi bisnis dan komunitas,” kata Fock Wai Hoong, Managing Director, Investment (Telecommunications, Media & Technology and South East Asia)Temasek. (yos)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER