FinTechnesia.com | Saat pandemi Covid-19 yang masih mewabah, transaksi non-tunai menjadi salah satu alternatif. Youtap Indonesia, mengembangkan solusi digital untuk McDonald’s Indonesia. Solusi terintegrasi dengan beberapa penerbit uang elektronik, seperti LinkAja dan ShopeePay dan juga dengan aplikasi reward Cashbac.
Solusi dengan scanner khusus ini telah terintegrasi untuk transaksi di kasir counter, self ordering kiosk (SOK), dan drive-thru. Metode transaksi ini sangat aman digunakan pada saat pandemi Covid-19 ini dimana transaksi dilakukan non-tunai yang tanpa kontak dan pertukaran media.
Direktur TI dan Keuangan dari McDonald’s Indonesia, Yanti Lawidjaja mengatakan, solusi digital non-tunai dari Youtap sangat mendukung inisiatif non tunai. “Dan memberikan keleluasaan kepada pelanggan dalam melakukan pembayaran. Dengan transaksi yang cepat dan aman melalui solusi Youtap ini, kami juga melihat kenaikan yang signifikan untuk penggunaan non tunai pada transaksi drive-thru di masa pandemi ini,” terang Yanti, Rabu (15/4).
Berdasarkan dataYoutap Indonesia, kenaikan pada transaksi non-tunai pada layanan drive-thru McDonald’s mulai terjadi semenjak pekan pertama pengumuman pandemi. Sekarang porsinya naik hingga 4 kali lipat dengan rata-rata nilai transaksi harian naik hingga sekitar 170%.
Saat ini, McDonald’s menitikberatkan pada layanan McDelivery, drive-thru dan take-away. Semuanya tanpa kontak langsung untuk mendukung langkah pemerintah dalam melakukan social distancing guna mencegah laju penyebaran Covid-19.
Herman Suharto, CEO Youtap Indonesia menambahkan dengan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota Youtap tetap memberi dukungan penuh. Termasuk penambahan pembayaran lain di McDonald’s dalam waktu dekat. “Ini adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung mitra kami, McDonald’s Indonesia dalam melayani konsumen dan mendukung Indonesia untuk melewati masa pandemi Covid-19,” terang Herman.
Sebelumnya, Youtap mencatat adanya kenaikan transaksi non-tunai pada merchant lain di seluruh Indonesia hingga 129%. Menyusul perubahan kebiasaan konsumen yang lebih memilih pembayaran non-tunai di masa pandemi Covid-19. (eko)