Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Saat Fintech Lain Masih Tumbuh, Fintech Lending Melorot

BACA JUGA




Bahkan, studi tersebut menyiratkan pertumbuhan yang lebih lambat di Kawasan Eropa dan Asia-Pasifik. Selanjutnya, pasar FinTech dengan peraturan terkait karantina kawasan atau ”lockdown” akibat COVID-19 yang ketat memiliki rata-rata pertumbuhan transaksi 50% lebih tinggi daripada di negara-negara yang memiliki peraturan lebih longgar.

Terlepas dari indikator pertumbuhan positif ini, COVID-19 masih menghadirkan risiko eksternal serta tantangan operasional dan pendanaan kepada perusahaan FinTech. Sekitar 40% dari perusahaan yang disurvei menunjukkan mereka telah memulai atau sedang dalam proses meningkatkan langkah-langkah keamanan dan pencegahan fraud sebagai respons mereka atas kondisi bisnis selama pandemi.

Tantangan operasional lain termasuk peningkatan 4% dalam penghentian operasional (downtime) agen atau mitra bisnis dan peningkatan 6% dalam transaksi, pertanyaan (queries), atau permintaan akses yang tidak berhasil. Lebih lanjut, FinTech melaporkan 6% kenaikan biaya terkait onboarding dan 9% terkait pengeluaran untuk penyimpanan data.

Hasil survei menunjukkan bahwa penyelenggara FinTech yang beroperasi di negara dengan peraturan terkait COVID-19 yang lebih ketat menghadapi tantangan operasional yang lebih banyak dan biaya yang lebih tinggi daripada perusahaan yang berasal dari pasar dengan peraturan yang lebih longgar.

FinTech di negara-negara dengan peraturan yang lebih ketat cenderung melaporkan penghentian operasional agen atau mitra bisnis yang lebih tinggi (11% vs. 3%). Atau mengalami transaksi yang tidak berhasil lebih sering (10% vs. 3%) daripada penyelenggara FinTech dari negara dengan kebijakan lebih longgar.

Sekitar 40% juga melaporkan bahwa pandemi berdampak negatif pada penilaian perusahaan mereka. Prospek penggalangan dana di masa depan menunjukkan respons beragam.

Dengan 34% menunjukkan dampak negatif, 21% melaporkan dampak positif. Dan 30% melaporkan tidak ada perubahan atau mengatakan terlalu dini untuk membicarakan hal tersebut.

Penyelenggara fintech juga mengkhawatirkan kemampuan mereka dalam meningkatkan modal di masa depan. “Hal ini adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian oleh komunitas FinTech mengingat peluang ekonomi yang signifikan yang diberikan oleh FinTech, ” kata James Duddridge MP, Menteri Inggris untuk Afrika di Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO), Kamis (3/12).

Studi ini mengungkapkan bahwa sebagian besar industri FinTech global tangguh menghadapi pandemi COVID-19. Meskipun demikian, hasil tersebut harus diinterpretasikan dalam konteks ketidakseimbangan dalam pertumbuhan “Dan peluang industri harus disandingkan dengan tantangan yang dihadapinya,” kata Bryan Zhang, Co-Founder dan Executive Director Cambridge Centre for Alternative Finance. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER