Jumat, 26 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Korporasi Pangkas Beban Bunga, Penyaluran Kredit Sepanjang 2020 Melorot 2,41%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Seiring pembatasan sosial yang mendorong perlambatan aktivitas di sektor riil, kinerja intermediasi perbankan mengalami tekanan cukup signifikan. Kinerja penyaluran kredit tersebut terungkap saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar pertemuan tahunan industri jasa keuangan. Pada Jumat (15/1) malam

Kredit di tahun lalu terkontraksi sebesar -2,41% year on year (yoy). Beberapa korporasi mengurangi baki debet pinjaman dalam rangka mengurangi beban bunga.

Berbagai kebijakan stimulus OJK dan pemerintah berdampak pada stabilnya pertumbuhan kredit UMKM. Dan mulai tumbuh positif secara month to month (mtm) pada beberapa bulan terakhir. Namun, dampak pelunasan kredit oleh debitur besar berpengaruh pada penurunan pertumbuhan kredit di segmen korporasi dengan kontraksi -3,4% yoy.

OJK juga memantau penyaluran kredit penempatan dana pemerintah di perbankan. Baik di kelompok Himbara sebesar Rp 47,5 triliun, kelompok bank pembangunan daerah (BPD) sebesar Rp 16,2 triliun maupun bank syariah sebesar Rp 3 triliun.

Secara total telah digunakan untuk meyalurkan kredit sebesar Rp 323,8 triliun atau leverage sebesar 4,8 kali. Dengan demikian, di tengah kontraksi pertumbuhan kredit secara industri, kredit Bank BUMN masih tumbuh 0,62% dan BPD tumbuh 5,22%, serta bank syariah tumbuh 9,5%.

Upaya meningkatkan penyaluran kredit ini didukung
tren penurunan suku bunga kredit. Suku bunga kredit investasi dan suku bunga kredit modal kerja turun menjadi single digit. “Diharapkan tren penurunan suku bunga ini terus berlanjut seiring dengan repricing suku bunga kredit perbankan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, Jumat (15/1) malam.

Dampak belum pulihnya pertumbuhan kredit, loan to deposit ratio (LDR) juga menurun tajam menjadi sebesar 82,2%. Turun signifikan dari tahun 2019 yang
sebesar 93,64%.

Sejalan dengan itu, likuiditas perbankan masih cukup memadai (ample). Alat likuid perbankan meningkat, mencapai sebesar Rp 2.111 triliun diandingkan tahun lalu yang sebesar Rp1.251 triliun. Lalu dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,11% yoy. Alat Likuid per non-core deposit 146,72% dan liquidity coverage ratio 262,78%, lebih tinggi dari threshold. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER