Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Genjot Literasi Keuangan dan Asuransi, Ini Langkah AAJI

BACA JUGA




FinTechnesia.com |Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, indeks literasi keuangan Indonesia baru mencapai 38,03%. Dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%. Angka ini masih dinilai relatif rendah. 

Porsi persentase literasi perasuransian dalam indeks literasi keuangan hanya 19,4%. Dan persentase indeks inklusi hanya mencapai 13,15%. 

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) berharap, generasi milenial dapat cerdas mengelola finansial. Sekaligus merealisasikan misi asuransi jiwa dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan Indonesia.

“Terutama dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan perlindungan dan rencana keuangan jangka panjang,” kata Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI, pekan lalu. 

Perencanaan keuangan yang baik perlu diterapkan sejak dini. Agar dapat terbiasa mengendalikan keuangan serta mampu menyiapkan proteksi untuk masa depan. 

Antony Japari, Kepala Departemen Literasi & Inklusi Asuransi AAJI berbagi tips cash flow management terbagi menjadi empat bagian. 

Pertama, 40% pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari. Termasuk kebutuhan makanan, pakaian, transportasi, pulsa, listrik, air dan lainnya. 

Kemudian 30% untuk kebutuhan cicilan yang bersifat produktif, seperti cicilan rumah dan kendaraan. Lalu 20% untuk kebutuhan masa depan yang dibagi menjadi dana darurat, asuransi dan investasi. 

“Dan 10% terakhir tidak lupa dialokasikan untuk donasi dan membantu anggota keluarga lain yang membutuhkan,” ujarnya. 

Ketua Literasi Pelajar dan Mahasiswa AAJI, Cicilia Nina juga menambahkan, generasi milenial perlu memperhatikan fondasi finansial yang kuat. 

Pondasi ini terbagi menjadi lima bagian. Yakni menjaga cash flow dengan memeriksa keuangan yang telah dikeluarkan atau disebut dengan financial checkup. 

Lalu menciptakan cash flow positif, dan memiliki tabungan kebutuhan tidak terduga. Kedua, generasi milenial perlu memiliki kesiapan untuk menghadapi risiko dimasa depan, terutama risiko kesehatan, hal ini dapat disiapkan dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.

Pondasi ketiga, generasi milenial harus disiplin dalam pengeluaran keuangan dengan sebisa mungkin mengurangi porsi utang. 

“Dan dua fondasi terakhir adalah menyiapkan dana darurat serta memiliki perencanaan keuangan jangka panjang dengan investasi,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan yang sama, juga dibahas mengenai peran dan manfaat asuransi. Hal ini tentu kembali pada kemampuan dana. 

Jika terbatas, asuransi adalah produk yang dapat diprioritaskan sebagai proteksi. Hal ini karena peran keduanya berbeda. 

Investasi untuk memenuhi tujuan keuangan di masa mendatang agar daya beli yang dimiliki oleh seseorang tidak terkuras oleh inflasi. Jika generasi milenial masih ingin menjalankan keduanya, produk unitlink adalah salah satu yang dapat dimiliki. 

Sedangkan asuransi berfungsi sebagai perlindungan untuk seseorang atau keluarganya dalam hal finansial dari risiko yang datangnya tiba-tiba dan tidak terduga. 

Direktur Bisnis Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo menjelaskan, unitlink adalah suatu produk yang bisa memberikan empowerment finansial.

Produk asuransi jiwa ini menggabungkan proteksi dengan nilai cash produk yang terhubung dengan aset investasi seperti pasar uang, obligasi, saham dan lainnya untuk tujuan perlindungan jangka panjang. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER