Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Peluang dan Risiko Keamanan Siber dari Metaverse, Ini Kata Kaspersky

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Metaverse semakin populer. Perusahaan menggunakan berbagai format integrasi. 

Misalnya, Gucci menciptakan dunianya sendiri di metaverse sandbox. Merek mewah ini telah mengumumkan, mereka akan membeli tanah virtual di The Sandbox untuk mulai membangun dunianya di platform.

Pada saat yang sama, restoran non fungible token (NFT) pertama, the Flyfish Club, dibuka di New York. Pelanggan harus membeli kartu keanggotaan NFT untuk masuk.

Jumlah tempat di klub terbatas, pemilik telah mengeluarkan 2.700 token. Menyediakan entri untuk anggota reguler dan 385 token untuk tamu tingkat atas. 

Keanggotaan permanen akan dikenakan biaya sebesar 2,5 ethereum. Atau sedikit di atas US$ 8,000. Para ara tamu dapat mengakses bar koktail, restoran, dan acara pribadi.

Dan Neary, Wakil Presiden Meta di Asia Pasifik mencatat, lebih terasa di Asia Pasifik daripada di tempat lain Ia berbicara mengenai kecepatan di mana banyak industri, telah beradaptasi dengan hal-hal seperti seluler atau perpesanan.

SoftBank Group Corp. menginvestasikan sebesar US$150 juta dalam platform metaverse Korea Selatan yang telah mengumpulkan banyak pengguna wanita muda dengan menjual item high-fashion untuk avatar 3D. 

Menurut perkiraan VR dan AR PWC, teknologi ini dapat berdampak pada 23 juta pekerjaan pada tahun 2030. Pada gilirannya, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar US$ 1,92 triliun. Salah satu alasannya, teknologi metaverse dapat meminimalkan kesenjangan antara teori dan praktik.

Metaverse dapat berguna bagi pengguna akhir untuk bermain dan menghabiskan waktu di ruang virtual. Pada saat yang sama, bisnis juga dapat memperoleh manfaat dari penggunaan ruang digital. 

Salah satu opsi yang paling jelas adalah meningkatkan pengalaman pelatihan dan edukasi bagi karyawan. Metaverses dan teknologi imersif dapat mempercepat e-skill perusahaan dan lain.


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER