Minggu, 12 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Peluang dan Risiko Keamanan Siber dari Metaverse, Ini Kata Kaspersky

BACA JUGA




Metaverse memberikan pengalaman belajar interaktif baru dalam VR, AR, dan mixed reality yang memungkinkan orang untuk belajar lebih cepat, menyimpan informasi dengan lebih baik, dan menikmati prosesnya. 

Menurut perkiraan Aimprosoft, beberapa tahun ke depan, pasar e-learning diperkirakan akan tumbuh secara signifikan. Dari US$ 185,26 miliar pada tahun 2020 menjadi US$ 388,23 miliar pada tahun 2026.

Semua kompleksitas terkait teknologi baru ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah ada implikasi keamanan siber dan privasi. Namun, kita dapat memandang dengan perspektif yang sama. 

Pengguna kemungkinan masih memiliki isu terkait pengambilalihan akun, yang dapat menyebabkan pencurian identitas dan penipuan. Masih dengan cara yang sama seperti penjahat siber memperoleh akses ke korespondensi pribadi atau perusahaan Anda jika mereka meretas akun email Anda melalui phishing, malware, atau isian kredensial. 

Ditambah mereka juga bisa mendapatkan akses ke data pribadi yang disimpan di platform metaverse pilihan Anda. Dari perspektif perusahaan, ini masih berarti bahwa manusia adalah mata rantai terlemah dalam hal keamanan siber.

Salah satu janji metaverse adalah interoperabilitas. Misalnya, rumah yang Anda beli di Decentraland dan sepasang sepatu kets virtual mewah dari OpenSea akan dapat diakses di semua platform. Termasuk yang Anda gunakan untuk pergi bekerja di kantor virtual Anda. 

Ini menciptakan satu titik celah dan memberi tekanan yang lebih terhadap kebutuhan lebih besar dalam melindungi akun Anda.

Masalah lain adalah bahwa interoperabilitas ini dapat didasarkan pada blockchain, seperti ethereum. Ini menempatkan lebih banyak tanggung jawab pada pengguna akhir untuk menjaga identitas dan properti digital mereka tetap aman.

Blockchain tidak memiliki otoritas pusat. Ini berarti jika avatar NFT mewah Anda dicuri, platform tidak dapat membantu Anda.  Menautkan identitas (dan akses ke data pribadi) ke dompet blockchain, yang sekaligus tempat penyimpanan uang dan properti digital Anda, berarti penjahat dunia maya akan lebih bersemangat untuk mengaksesnya. 

“Mereka yang operasinya melibatkan penanganan data pribadi atau informasi rahasia mungkin ingin terus mengandalkan solusi lokal dan enggan mengekspos identitas karyawan mereka di blockchain,” terang Sandra Lee, Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky, Jumat (1/4). (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER