Selasa, 19 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Asuransi Indeks Cuaca Berbasis Blockchain, Lindungi Petani dari Risiko Cuaca Buruk 

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Belum lama ini Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama. Perusahaan insurtech itu menargetkan para petani padi yang belum terlayani asuransi. 

Asuransi indeks adalah pendekatan baru dan inovatif untuk mengatasi risiko kerugian petani padi akibat bencana alam atau cuaca tidak menentu dengan menggunakan data indeks cuaca yang telah ditentukan sebelumnya.

Asuransi ini juga diharapkan mempermudah petani padi mendapatkan akses asuransi serta harga yang lebih terjangkau. Selain itu, asuransi berbasis blockchain ini memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) yang dapat mengotomatisasi klaim berdasarkan tingkat curah hujan yang terjadi.

Di Indonesia, kondisi cuaca yang tidak menentu sering kali menjadi kendala bagi para petani padi. Igloo menghadirkan Asuransi Indeks Cuaca pertama kali di Vietnam dan bekerjasama dengan PVI Insurance, Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA), dan perusahaan reasuransi internasional, SCOR.

Sebagai langkah awal, Asuransi Indeks Cuaca  telah melindungi lebih dari 5.000 hektar lahan di Vietnam. Dditargetkan untuk melindungi 50.000 hektar dalam beberapa musim ke depan melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan milik negara dan swasta. 

Raunak Mehta, Co-Founder dan CEO Igloo mengatakan, Asuransi Indeks Cuaca membantu mengurangi resiko yang dihadapi petani padi akibat kondisi cuaca buruk dan merugikan. 

Baca juga: DANA Menggandeng Igloo Berikan Perlindungan Asuransi untuk Para Gamer

“Produk ini memungkinkan proses penyelesaian klaim yang lebih cepat, sederhana, dan objektif. Serta membantu memberikan kemudahan proses pembayaran, berdasarkan peristiwa yang terjadi dan metrik resmi yang dapat diakses publik,” terang Raunak, Jumat (18/11). 

Tingkat perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan menurunnya rantai pasokan  akibat COVID-19, mendorong kebutuhan adanya solusi asuransi pertanian bagi komunitas petani kecil. Igloo berupaya memberikan pendekatan yang terintegrasi dengan ekosistem yang lebih luas untuk memperkuat tingkat ketahanan petani yang berfokus pada inovasi produk dan distribusi. 

“Peluncuran Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama ini telah memperkuat komitmen kami untuk membuat asuransi lebih mudah diakses dan terjangkau melalui teknologi,” tambah Raunak. 

Ke depa, Igloo akan memperluas solusi asuransi Indeks Cuaca di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai negara penghasil beras terbesar ke-3 di dunia. Tingginya risiko akibat perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu diharapkan dapat teratasi dengan solusi Asuransi Indeks Cuaca  serta melindungi petani dari kerentanan finansial untuk menanam kembali.

Hingga saat ini, Igloo telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis di Asia Tenggara. Igloo berencana memperluas solusi perlindungan ke sektor yang belum terlayani asuransi dengan pemanfaatan teknologi yang canggih. 

Potensi bisnis Igloo yang kuat terletak pada pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara yang diperkirakan mencapai US$ 300 miliar pada tahun 2025. 

Meningkatnya penetrasi asuransi digital membuka peluang baru bagi pemain digital dan perusahaan asuransi yang bernilai lebih dari US$ 10 miliar di kawasan ini. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER