FinTechnesia.com | Sewindu atau delapan tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Alamsyah Cheung membesarkan Fox Logger. Berdiri pada tahun 2015, perusahaan tumbuh perlahan tapi pasti,
Perusahaan GPS tracker berbasis internet of things (IoT) ini sudah menggarap pasar business to customer (B2C) maupun business to business (B2B).
Produk ini tidak hanya menghadirkan kemudahan dalam pelacakan dan pengawasan, juga memenuhi berbagai kebutuhan industri yang berkaitan dengan transportasi, logistik, serta keamanan.
“Semula Fox Logger hanya untuk mengisi pasar GPS yang saat itu lebih didominasi fungsi navigasi, ternyata kinerjanya melebihi harapan,” kata Alamsyah Cheung, Pendiri Fox Logger, pekan lalu.
Tentu saja pencapaian itu tidak dicapai dengan mudah. Tak banyak yang mengetahui betapa selama 8 tahun perjalanan Fox Logger, Alam, bersama partnernya, Darren Suciono jatuh bangun mengembangkan bisnis GPS Tracker ini.
Baca juga: Kiat dari Fox Logger Bertahan dan Berkembang di Tengah Badai Tech Winter
Apalagi di tahun 2015 ketika baru dimulai. Mereka memulainya dari nol, dana yang minim, dan segala keterbatasan. Berpatungan, mereka memulai dengan kios kecil berukuran 12 m².
Perlahan tapi pasti, pasar menerima mereka. Dan akhirnya mereka pindah lokasi usaha ke rumah petak seukuran 30m². Jumlah karyawan bertambah menjadi 7 orang. Tidak lama berselang, mereka boyongan ke ruko tiga lantai dan memperkerjakan karyawan hingga 25 orang.
Ketika pandemi datang serta, begitu banyak start-up dijerat masalah. Muncul masa tech winter. Fox Logger tegar bertahan, penjualannya justru tetap tumbuh dan berkembang.
Alam akan segera meluncurkan Tower berlantai 8 di bilangan Cideng, Jakarta, bernama Fox Logger Tower, “Perjalanan delapan tahun, termasuk di masa pandemi yang merupakan disrupsi besar, membuat kami makin kuat dan kreatif untuk memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan,” ucap Alam. (kai)