Selasa, 21 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Proyeksi Bitcoin dan Kripto di Oktober 2023 hingga Tahun Politik, Masih Layak untuk Investasi?

BACA JUGA




Berdasarkan data Bitcoin Monthly returns, ada kemungkinan pergerakan BTC pada
September 2023 akan ditutup di atas 1% dan jauh dari angka minus seperti bulan Agustus lalu.

Bitcoin (BTC) sendiri di pekan terakhir September melanjutkan fase penurunan
volatilitas bergerak di rentang harga US$ 26.000-US$ 26.500. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, ada beberapa pandangan bullish untuk BTC, menekankan beberapa faktor yang dapat mendorong harga kripto tersebut lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Bitcoin sedang memasuki periode musiman yang positif. Selama tiga tahun terakhir, Oktober secara konsisten muncul sebagai bulan dengan kinerja terbaik bagi BTC, dengan musim positif ini sering kali meluas hingga kuartal pertama tahun berikutnya. “Namun, perlu diketahui lanskap pasar kripto tahun ini menghadirkan serangkaian tantangan unik,” kata Fyqieh.

Menurut Fyqieh, sebelum tahun 2022, Bitcoin tidak pernah berada di lingkungan, suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed melebihi 2%. Saat ini, suku bunga The Fed telah melampaui 5%, dan bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi, karena bergulat dengan tekanan inflasi.

Lanskap suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menimbulkan elemen ketidakpastian, menimbulkan pertanyaan tentang apakah siklus musiman tradisional Bitcoin akan bertahan atau apakah kripto ini akan menunjukkan arah yang berbeda,” jelas Fyqieh.

Salah satu titik fokus utama yang akan mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin pada bulan Oktober adalah keputusan regulator AS mengenai aplikasi BlackRock dan gergasi keuangan lain yang mengajukan peluncuran ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin spot di AS.

Tanggal keputusan ini ditetapkan pada 17 Oktober. Namun, sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya, SEC (Securities and Exchange Commission) mungkin memutuskan menunda tenggat waktu tersebut selama 45 hari lagi.

“Keputusan SEC akan memiliki dampak signifikan arah pergerakan Bitcoin. Jika ETF Bitcoin spot disetujui, ini dapat membuka pintu bagi investor institusional yang lebih besar untuk masuk ke pasar kripto. Namun, jika keputusan ditunda atau ditolak, hal ini bisa menyebabkan ketidakpastian tambahan di pasar,” terang Fyqieh.

Baca juga: Ajaib Kripto: Bitcoin Dips Menjelang FOMC, Ini Langkah Bagi Pemain dan Investor

Dari sisi analisis teknikal, O Oktober adalah bulan yang positif untuk Bitcoin mengingat data historis. Saat ini, harga Bitcoin di atas US$ 26.000 atau sekitar Rp 403 juta adalah level yang penting.

Dalam jangka pendek Fyqieh menyatakan bahwa Bitcoin saat ini berada di zona penurunan, analis menyatakan bahwa BTC gagal melewati resistensi US$ 27.500 (Rp 426 juta). BTC sedang berjuang untuk mempertahankan posisinya di atas level
dukungan US$ 26.000.

“Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pasar yang tidak memiliki tren, kurangnya likuiditas, dan sikap apatis dari investor karena belum ada sentimen bullish kuat
dalam jangka pendek,” kata Fyqieh.

Namun, data historis menunjukkan, bulan Oktober secara umum memberikan sinyal bullish untuk BTC. Fyqieh optimistis, kebangkitan Bitcoin seperti yang terjadi
pada Oktober 2019, yang berpotensi menghasilkan kenaikan 10%.

Dia berpendapat, pergerakan ke atas seperti itu dapat mendorong Bitcoin kembali ke level US$ 29.200 atau sekitar Rp 453 juta.

Dalam konteks semua tantangan ini, para investor Bitcoin akan berharap bahwa sejarah reli Bitcoin di bulan Oktober akan berlanjut. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa pasar kripto selalu penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas.

“Sehingga penting bagi para investor untuk melakukan riset yang cermat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi mereka,” tutup Fyqieh. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER