Sabtu, 27 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Akhir Februari IHSG Menguat 0,6% ytd dan Net Buy Rp 18,44 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan Rapat Dewan Komisioner Bulanan pada 28 Februari 2024. Hasil rapat menilai, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga. Didukung permodalan yang kuat dengan likuiditas  stabil dan profil risiko positif. 

Pasar saham Indonesia sampai 29 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,6% year to date (ytd) ke level 7.316,11, serta membukukan net buy sebesar Rp 18,44 triliun ytd. Beberapa sektor di IHSG pada Februari 2024 masih menguat diantaranya sektor infrastruktur, dan sektor barang konsumen primer. 

“Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 29 Februari 2024 tercatat Rp 11.687 triliun atau secara ytd naik tipis sebesar 0,11%. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham sampai dengan 29 Februari 2024 tercatat Rp10,66 triliun ytd,” papar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, Senin (4/3). 

Baca juga: Penutupan Transaksi di BEI, Pasar Modal Indonesia Tumbuh di Sepanjang 2023

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 29 Februari 2024 menguat 0,98% ytd ke level 378,28. Secara ytd, yield Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata sebesar 3,2 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 4,93 triliun ytd. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident juga tercatat net sellsebesar Rp 1,6 triliun ytd

Di industri pengelolaan investasi, nilai asset under management (AUM) pengelolaan investasi per 29 Februari 2024 tercatat sebesar Rp 824,4 triliun, turun 0,04% ytd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tercatat sebesar Rp 495,79 triliun atau turun 1,13% dan t net redemption sebesar Rp16,72 triliun. 

Antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat. Tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp 20,65 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 12 emiten hingga 29 Februari 2024.  Sementara itu, masih terdapat 84 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp56,83 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 29 Februari 2024 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 512 penerbit, 170.647 pemodal. Sedangkan penghimpunan dana sebesar Rp 1,08 triliun. 

Pada bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 Februari 2024, tercatat 50 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 501.910 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp 31,36 miliar.

Rinciannya, 31,39% di pasar reguler, 9,69% di pasar negosiasi dan 58,92% di pasar lelang. Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar, mempertimbangkan terdapat 3.453 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER